Palestina Berupaya Kembangkan Pariwisata Religi dan Purbakala
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Palestina, ingin bekerja sama dengan Indonesia untuk mengembangkan pariwisata religi dan purbakala di negara tersebut, agar dapat menarik lebih banyak lagi wisatawan mancanegara.
"Dalam meningkatkan sektor pariwisata, Palestina ingin mengembangkan situs-situs purbakala yang merupakan kekayaan peradaban leluhur Palestina. Kami berharap untuk dapat mengembangkan hubungan kerja sama antara Palestina dan Indonesia di bidang pariwisata dan kepurbakalaan," kata Hussein T Madina, seorang archaeobotanist asal Palestina, di Sragen, Jawa Tengah, Kamis (23/3).
Hussein, adalah salah satu dari 11 warga Palestina yang menjadi peserta pelatihan internasional tentang pariwisata dan kepurbakalaan, yang diselenggarakan Direktorat Kerja Sama Teknik Kementerian Luar Negeri RI.
Dalam pelatihan itu, Palestina mengirim 11 orang yang bekerja di bidang pariwisata dan arkeologi untuk dapat mempelajari pengalaman Indonesia, dalam mengelola situs-situs kepurbakalaan untuk sektor pariwisata.
Hussein yang bekerja untuk Komisi UNESCO untuk Palestina mengatakan, bahwa pemerintah dan masyarakat Palestina ingin mengembangkan pariwisata religi dan purbakala, dengan memanfaatkan situs-situs arkeologi warisan sejarah yang terdapat di wilayah Palestina.
"Seperti di wilayah Tepi Barat saja ada ratusan situs arkeologi. Kami mencoba untuk mengembangkan sejumlah situs arkeologi yang bersejarah, seperti tembok Yerikho yang merupakan situs warisan dunia," kata dia.
Menurut Hussein, Palestina saat ini berupaya meningkatkan jumlah wisatawan yang masuk ke negaranya, dengan mempromosikan wisata religi, khususnya untuk umat Muslim, Kristen, Katolik, dan Yahudi.
Dia mengajak warga Indonesia, untuk berkunjung ke situs-situs religi dan bersejarah di Palestina.
"Misalnya, untuk warga Kristen dari Indonesia bisa mengunjungi situs-situs menarik di Yerusalem, Betlehem, dan Hebron," kata Hussein.
Bagi masyarakat Indonesia yang ingin berkunjung ke Palestina, namun persoalan keamanan dan visa kerap menjadi persoalan yang menghambat. Apalagi, Indonesia selama ini tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel yang menduduki banyak wilayah Palestina.
Akan tetapi, untuk masyarakat Indonesia yang ingin masuk ke Palestina sebenarnya dapat melalui Yordania, karena hanya membutuhkan dua jam perjalanan darat dari Amman. (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...