Palestina: Mereka Bukan Teroris, Tetapi Pejuang Kemerdekaan
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Israel telah mengumumkan 26 nama tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari komitmen untuk pembicaraan kembali perdamaian dengan Palestina. Sementara Pihak Palestina menolak menyebutkan mereka sebagai tahanan politik atau teroris, mereka adalah pejuang kemerdekaan Palestina.
Sebanyak 26 tahanan itu merupakan bagian dari 104 tahanan yang oleh Israel akan dibebaskan. Namun daftar nama yang dikeluarkan itu menimbulkan kekecewaan di kalangan palestina. Sebab, sebagian besar mereka telah meringkuk selama 20 tahun di balik jeruji tahanan dan akan menyelesaikan hukuman dalam tiga tahun atau bahkan enam bulan ke depan.
Fuad Al-Khafsh, Direktur Pusat Studi Tahanan dan Hak Asasi Manusia, Ahrar, mengatakan bahwa daftar tersebut "mengecewakan bagi para tahanan, keluarga mereka dan orang-orang Palestina secara umum, karena tidak bergantung pada prinsip senioritas." Dia mengatakan hal itu merujuk kepada mereka yang paling lama di penjara.
Al-Khafsh menjelaskan bahwa ia "menyambut kebebasan bagi setiap tahanan, tapi itu perlu ada kriteria yang jelas untuk pembebasan itu". Mereka mengatakan bahwa sebagian besar tahanan dijadwalkan akan dibebaskan pada hari Selasa ini.
Semua tahanan yang masuk dalam daftar disebutkan terlibat dalam pembunuhan terhadap orang Israel atau orang Palestina yang dituduh bersekongkol dengan Israel. Para tahanan akan dipindahkan ke wilayah Otoritas Palestina pada Selasa malam atau 48 jam setelah identitas mereka diumumkan. Sementara itu, tim perunding Israel dan Palestina dijadwalkan bertemu di Yerusalem pada hari Rabu besok.
Sumber di Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan bahwa para tahanan yang dibebaskan tahap pertama ini dikategorikan oleh Shin Bet sebagai orang-orang yang "tingkat risikonya rendah." Pada tahap berikutnya, para tahanan lebih “berbahaya” akan dibebaskan, dan Israel meminta mereka dideportasi ke Jalur Gaza.
Kampanye Palestina
Sementara itu, diberitakan bahwa Pemerintah Palestina berkampanye bahwa mereka yang dibebaskan bukan tahanan politik, melainkan pejuang kemerdekaan. Sebuah surat yang disampaikan kepada duta besar Palestina di seluruh dunia menyatakan bahwa Israel menteror rakyat Palestina, dan bukan sebaliknya.
"Seorang teroris adalah seseorang yang menempati tanah lain, mengusir dia dan datang untuk tinggal di tempatnya," demikian antara lain bunyi surat itu, "... bukan tahanan politik, pejuang kemerdekaan Palestina."
Surat tersebut, menurut media Haaretz, diperoleh dari Kedutaan Besar Palestina di Santiago, Chili. Surat kepada kedutaan di seluruh dunia itu juga mengkritik pejabat senior Israelyang mendefinisikan tahanan sebagai teroris. Misalnya, Menteri Ekonomi, Naftali Bennett, mengungkapkan bahwa teroris harus dihilangkan, tidak dimasukkan ke dalam penjara.
Namun setelah komentarnya itu pada pertemuan kabinet diumumkan, Bennett menjelaskan bahwa dia tidak bermaksud mengatakan bahwa para tahanan harus dibunuh setelah mereka ditangkap.
"Departemen Luar Negeri (Palestina) mengutuk keras pernyataan dan posisi Israel dan melihat mereka sebagai upaya pengalihan perhatian…” kata surat itu. "Mereka mendistorsi citra pejuang kemerdekaan Palestina, yang berjuang melawan pendudukan dan berjuang sesuai dengan hukum internasional."
Surat tersebut juga mengatakan bahwa "Israel menyembunyikan wajah teroris Israel, yang tegas menempati tanah orang lain, mengusir mereka, menghancurkan apa yang membuat kehidupan sehari-hari mereka dan menggantikan mereka dengan pemukim asing. Definisi terorisme internasional sepenuhnya layak bagi beberapa politisi Israel, yang mendistorsi citra kebebasan melawan tahanan Palestina, terutama dari mereka yang duduk di tahanan Israel sebelum penandatanganan Kesepakatan Oslo pada tahun 1993." (aljazeera.com / haaretz.com)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...