Palestina Pertimbangkan Semua Opsi Atas Sikap Israel
PALESTINA, SATUHARAPAN.COM – Para pemimpin Palestina tengah mempertimbangkan "semua opsi" untuk menanggapi keputusan Israel yang menghentikan pembicaraan damai dan menghukum Otoritas Palestina atas kesepakatan penyatuan dengan Hamas, kata seorang pejabat hari Kamis (24/4).
"Para pemimpin Palestina akan melihat semua opsi untuk menanggapi keputusan pemerintah Israel terhadap Otoritas Palestina," kata pejabat senior Palestina, Saeb Erakat. "Prioritas sekarang untuk Palestina adalah rekonsiliasi dan persatuan nasional," kata dia menambahkan.
Pada hari Rabu, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang diakui secara internasional sebagai satu-satunya wakil rakyat Palestina, menandatangani perjanjian rekonsiliasi dengan otoritas kelompok Islam di Jalur Gaza, Hamas.
Berdasarkan perjanjian itu PLO dan Hamas sepakat dalam beberapa pekan ke depan untuk membentuk sebuah pemerintahan "konsensus nasional" di bawah Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yang berkuasa di Tepi Barat.
Israel menanggapi hal itu dengan mengatakan tidak akan bernegosiasi "dengan pemerintah Palestina yang didukung oleh Hamas" dan bersumpah untuk mengambil "tindakan" dalam menanggapi langkah itu. Namun tidak dijelaskan apa yang akan mereka lakukan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari kamis (24/4) mengecam Abbas yang tidak memilih perdamaian, bahkan dia "membuat perjanjian dengan organisasi teror dan pembunuhan yang menyerukan penghancuran Israel."
Namun ketua juru runding Palestina, Saeb Erakat, menyalahkan atas kegagalan pembicaraan damai dengan Israel. "Pemerintah Netanyahu telah meminta selama bertahun-tahun untuk memilih antara perdamaian dan pemukiman dan memilih permukiman, kata dia.
Kesepakatan Persatuan Palestina menghentikan upaya terakhir yang didorong Amerika Serikat untuk memperpanjang pembicaraan damai yang akan melampaui batas waktu pada 29 April.
Reaksi Israel
Israel mengatakan bahwa pihaknya menghentikan pembicaraan perdamaian dengan Palestina , menyusul kesepakatan penyatuan kepemimpinan Palestina antara PLO dan Hamas. "Kabinet telah dengan suara bulat memutuskan bahwa pemerintah Israel tidak akan berunding dengan pemerintah Palestina yang didukung oleh Hamas, sebuah organisasi teror yang menyerukan penghancuran Israel," kata pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
"Selain itu, Israel akan mengambil sejumlah langkah dalam menanggapi langkah sepihak Otoritas Palestina.
Netanyahu mengatakan, kesepakatan persatuan ditandatangani "sementara Israel berupaya memajukan perundingan dengan Palestina." Abbas dinilai menolak prinsip-prinsip kerangka kerja (untuk memperpanjang pembicaraan damai ) yang diusulkan oleh Amerika Serikat, dan menolak membahas mengakui Israel sebagai negara Yahudi," kata dia. "Siapa pun yang memilih teror Hamas tidak menginginkan perdamaian," kata Netanyahu. (AFP)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...