Palestina Terima Pembayaran US$ 430 Juta dari Israel
JERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Otoritas Palestina akan menerima transfer dana sebesar 1,5 miliar shekel (atau sepadan dengan 430 juta dolar AS) dari Israel, kata para pejabat dari kedua pemerintah pada hari Jumat (4/10).
Keputusan itu merupakan satu langkah menuju penyelesaian kebuntuan selama berbulan-bulan di antara kedua pihak. Israel juga akan terus mengurangi uang dari transfer ke rekening pembayaran pada Otoritas Palestina, keputusan yang memicu pertikaian keduanya. Namun, kedua belah pihak telah sepakat untuk pembicaraan lebih lanjut untuk menyelesaikan masalah itu, kata Menteri Urusan Sipil Palestina, Hussein al-Sheikh, seperti dikutip AFP.
Sementara itu, seorang warga Palestina tewas pada hari Jumat oleh tembakan Israel selama bentrokan di sepanjang perbatasan Gaza, kata kementerian kesehatan di daerah itu.
Alaa Hamdan, 28, ditembak di dada oleh tentara Israel di dekat Jabalia di Gaza utara, kata juru bicara kementerian itu, ketika para pemrotes menggelar aksi di perbatasan.
Kelumpuhan Ekonomi
Shai Babad, direktur jenderal kementerian keuangan Israel, mengatakan bahwa transfer akan dilakukan pada hari Minggu (6/10) untuk pemerintah Otoritas Palestina yang menghadapi krisis keuangan yang melumpuhkan akibat perselisihan tersebut. Sheikh membenarkan bahwa mereka akan menerima dana tersebut.
Pada bulan Februari, Israel memutuskan untuk menahan sekitar 10 juta dolar AS sebulan dari pendapatan sekitar 190 juta dolar AS yang dikumpulkannya atas nama Otoritas Palestina. Hal itu mendorong Presiden Palestina, Mahmud Abbas untuk menolak semua pembayaran, dengan mengatakan ia akan menerima semua atau tidak sama sekali.
Uang itu berasal dari bea cukai yang dipungut atas barang-barang yang ditujukan untuk pasar Palestina yang transit melalui pelabuhan-pelabuhan Israel. Dana itu merupakan lebih dari 50 persen dari pendapatan Otoritas Palestina.
Pengurangan itu sesuai dengan apa yang dikatakan Israel bahwa Otoritas Palestina membayar tahanan Palestina di penjara Israel, atau keluarga mereka. Tahanan itu yang telah melakukan serangan terhadap warga Israel adalah di antara mereka yang menerima pembayaran, dan Israel mengatakan kebijakan itu mendorong kekerasan lebih lanjut.
Palestina memandang tahanan sebagai berperang melawan pendudukan Israel dan mengatakan uang itu mendukung keluarga yang kehilangan pencari nafkah utama.
Sheikh mengatakan kedua belah pihak telah sepakat untuk membentuk komite untuk menyelesaikan masalah yang tersisa, termasuk uang yang dipotong karena pembayaran tahanan. "Ini adalah langkah menuju penyelesaian krisis tetapi krisis tidak berakhir," katanya. Kekurangan keuangan telah begitu parah sehingga Otoritas Palestina terpaksa membagi dua gaji bagi puluhan ribu pegawai negeri.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...