Pameran Kartun Ber(b)isik Ingatkan Kembali Tradisi Kritik
GIANYAR, SATUHARAPAN.COM - Sebuah pameran bertajuk “Kartun Ber(b)isik” digelar di Bentara Budaya Bali (BBB) sedari 29 Maret 2019 hingga 9 April 2019. Melalui karya-karya terbaru mereka, enam kartunis yakni Beng Rahadian, Didie SW, Ika W. Burhan, Muhammad “Mice“ Misrad, Rahardi Handining dan Thomdean berupaya mengingatkan kembali tradisi kritik dalam kartun.
Dengan gayanya masing-masing, para kartunis ingin menghadirkan permasalahan aktual di negeri ini dalam sentilan lelucon yang tanpa kehilangan esensi kritiknya. Mereka berusaha menyajikannya sesuai dengan semangat “zaman now“ dengan segala perubahannya yang begitu cepat.
“Para kartunis ini juga ingin mengajak generasi milenial untuk melakukan kritik secara santun sebagai anggota masyarakat yang beradab. Mereka juga ingin mengajak kita mengingat bahwa kemajuan bangsa memiliki dampak positif-negatif. Untuk itu diperlukan cara menyikapi secara bijak,” ungkap Direktur Program Bentara Budaya, Frans Sartono.
Pameran yang diresmikan pada Jumat (29/3) ini juga menyiratkan bahwa proses cipta kartun memerlukan kreativitas dan intensitas pencapaian yang tinggi, mengingat penyampaian dalam bahasa kartun bukan perkara yang mudah.
Kartunis Harian Kompas GM Sudarta (almarhum), dengan sosok Om Pasikom-nya pernah mengatakan, kadang kala kritik kartun atau karikatur kurang tajam. Karikatur yang tajam menurut Mas GM adalah, karikatur yang bisa membikin tersenyum orang atau siapa pun yang dikritik. Visi kartun lebih pada penyampaian perbaikan lewat cara “berteriak dalam bisikan“ bahwa ada yang perlu diperbaiki. Mungkin yang berbisik itu oleh sebagian telinga terdengar berisik.
Sebelum dipamerkan di BBB, Kartun Ber(b)isik telah lebih dahulu diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta (3-13 Oktober 2018). Khusus untuk eksibisi di BBB, program ini ditautkan pula dengan lokakarya karikatur untuk generasi muda bersama kartunis I Wayan Nuriarta, S.Pd.,M.Sn. dalam Kelas Kreatif yang telah berlangsung pada 16 Maret 2019.
Ini juga bukan kali pertama Bentara Budaya Bali menyelenggarakan pameran kartun. Jauh sebelumnya, yaitu Benny & Mice Expo (20-29 Mei 2010) dan 9th Kyoto International Cartoon Exhibition (9 – 15 Oktober 2010). Bahkan pada tahun 2017 secara khusus menghadirkan pameran tunggal kartunis legendaris GM Sudarta yang sohor dengan sosok Oom Pasikom (29 Agustus – 6 September 2017).
Sekilas Tentang Kartunis
Beng Rahadian aktif di Akademi Samali, kontributor Komik Strip Koran Tempo Minggu dan editor Komik Cendana Art Media. Ia telah menghasilkan belasan karya komik serta pernah mendapatkan beasiswa Ngo Koko dari Japan International Scholarship (1999) dan Comic Cambodia-Indonesia Exchange (2005).
Sementara Didie SW dikenal sebagai ilustrator, kartunis dan desainer grafis di berbagai majalah, koran dan agensi periklanan. Dia juga telah menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional terkait karya-karya kartunnya.
Adapun Ika W. Burhan telah menerbitkan beberapa buku kartun dan komik, termasuk berpameran di beberapa galeri seperti Ceramic exhibition: The Ceramic Road of South East Asia-Yingge County Ceramic Museum Taipei-Taiwan (2010), Its Fun 2B a Woman di Cemara 6 Gallery (2007) dan lain-lain.
Sedangkan Muhammad “Mice“ Misrad merupakan kartunis yang namanya telah malang melintang di Indonesia dan telah mengisi rubrik karikatur di berbagai media. Rahardi Handining adalah perupa, ilustrator dan desainer grafis yang pernah memperoleh penghargaan Best Cartoon, Daejon International Contest 2012 dan 2013 Korea.
Tommy Thomdean dikenal juga sebagai ketua Jokersyndicate.com. Dia cukup intens menggarap kartun untuk publikasi dan kampanye perubahan iklim serta telah memenangkan berbagai penghargaan dari beragam kompetisi kartun, termasuk diundang berpameran di eksibisi internasional. (PR)
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...