Pameran Perupa Muda "Transposisi"
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Untuk ketiga kalinya pada setiap akhir tahun Langgeng Art Foundation (LAF) menggelar program pameran bersama seniman-perupa muda. Program dengan nama Upcoming yang ketiga ini mengangkat tajuk “Transposisi” dibuka pada Selasa (17/12).
Tiga belas seniman-perupa terpilih mempresentasikan karya terbaru dua-tiga matra. Ketiga belas seniman-perupa tersebut adalah Alif Edi Irmawan, Bernandi Desanda, Didin Jirot, Dila Khamida, Galih Wicaksono, Ignasius Pedo Raja, Khoirul Fahmi, Mutiara Riswari, Rangga Aputra, Rizal Hasan, Suyudana Sudewa, Teguh Sariyanto, Santos Wahyu Adi.
Dalam catatan pengantarnya, kurator pameran Citra Pratiwi menuliskan bahwa perubahan posisi, usaha mengubah sesuatu dengan memberikan bentuk yang berbeda, merupakan sebuah usaha dasar dalam kreativitas seni, demikian pula pengertian dari kata transposisi, sekaligus apa yang ditawarkan oleh para seniman dalam pameran ini. Bagaimana seni bertahan dengan hadirnya situasi-situasi yang berbeda dalam pameran dan karya, atau membuat dan memperlakukan penciptaan seni dalam suasana yang berbeda.
Pada pameran “Transposisi” ini banyak seniman kembali ke situasi dalam, memberi ruang lebar atas interpretasi personal dan ekspresi. Ini menarik karena pandangan dari dalam diri ini justru memberikan jendela yang lain atas pandangan dan usaha-usaha penciptaan karya seni.
“Transposisi menjadi upaya untuk menunjukan sebuah usaha mereproduksi diri sendiri, sebuah pandangan yang sangat dekat atas sebuah usaha-usaha dalam penciptaan karya seni,” jelas Citra Pratiwi.
Dalam tema transposisi seniman-perupa muda memberikan respon serta interpretasi yang beragam.
Bernandi Desanda dalam dua karyanya menawarkan lukisan komik series. Ide Desanda tersebut cukup menarik dimana lukisan series yang dibuatnya tidak terhenti pada sebuah komik strip semata.
Dalam kiasan untuk tidak memanfaatkan keadaan atas kebaikan seseorang ataupun rasa ketakutan kehilangan seseorang Dila Khamida menerjemahkannya dalam dua judul karya yang bercerita Do’nut abuse a kind heart, Do’nut be afraid of losing people. Pada kedua karya tersebut Dila menjadikan obyek donut (doughnut) berukuran 120 cm sebagai media eksplorasi pesan-pesan yang hendak disampaikan.
Sebuah lukisan dengan menggunakan pendekatan teknik drawing dibuat Rizal Hasan berjudul The Philosophy of Tree #1 dengan beragam karakter-bentuk aneh dan warna soft-pastel cukup memaksa mata untuk melihat dalam jarak dekat mencermati detail-detailnya manakala Rizal menambahkan arsiran-garis garis yang detail.
Jika beberapa waktu lalu Teguh Sariyanto mengeksplor wajah “Orang-orang Sekitar Dusun Brongkol”, pada karya terbarunya dalam medium kanvas berukuran 150 cm x 180 cm Teguh menggoreskan 58 ekspresi Percakapan Kucing.
Sebuah lukisan monochrome hitam-putih dalam medium tinta cina dan ecoline di atas kanvas yang dibuat Alif Edi Irmawan cukup mampu mengernyitkan dahi pengunjung ketika dalam lukisan perspektifnya Alif membangun sebuah areal persawahan di atas bangunan bertingkat-bertulang di atas sebuah permukiman. Dalam karya berjudul Lahan Tidur, Alif menambahkan ornamen kecil berwarna merah yang tidak terlalu banyak yang justru menambah dramatika lahan tidur yang sedang dibangunkannya.
Pameran seniman-perupa muda Upcoming #3 bertajuk "Transposisi" berlangsung di galeri Langgeng art foundation Jl. Suryodiningratan No.37, Suryodiningratan Yogyakarta hingga 17 Januari 2020.
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...