Pandemi COVID-19 Yang Terburuk Dihadapi WHO
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Pandemi virus corona yang dengan cepat menginfeksi lebih dari 16 juta orang adalah darurat kesehatan global terburuk yang dihadapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata Direktur Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, hari Senin (27/7).
Hanya dengan kepatuhan ketat pada langkah-langkah kesehatan, mulai dari memakai masker hingga menghindari kerumunan, dunia bisa mengalahkannya, kata Tedros menambahkan pada pengarahan berita virtual di Jenewa.
"Di mana langkah-langkah ini diikuti, kasusnya turun. Di mana tidak (dipathui), kasusnya naik," katanya. Dia memuji Kanada, China, Jerman dan Korea Selatan karena mengendalikan wabah tersebut.
Kebangkitan virus corona di berbagai wilayah, termasuk di mana negara-negara mengira mereka telah mengendalikan penyakit ini, sedang mengkhawatirkan dunia, dengan kematian mendekati 650.000 orang.
Kepala program kedaruratan WHO, Mike Ryan, mengatakan jauh lebih penting daripada mendefinisikan gelombang kedua, adalah puncak baru dan cluster lokal. Yang dibutuhkan negara-negara di seluruh dunia untuk menjaga kesehatan adalah dengan pembatasan yang ketat seperti jarak fisik.
"Yang jelas adalah tekanan pada virus mendorong angka-angka turun. Lepaskan tekanan itu dan kasus-kasus merayap naik," katanya. Dia mengakui, bagaimanapun, bahwa hampir tidak mungkin bagi negara-negara untuk menutup perbatasan pada masa mendatang.
Tedros menekankan prioritas tetap menyelamatkan hidup. "Kita harus menekan penularan, tetapi pada saat yang sama kita harus mengidentifikasi kelompok-kelompok rentan dan menyelamatkan nyawa, menjaga tingkat kematian jika mungkin menjadi nol, jika tidak seminimal mungkin," katanya. Dia memuji Jepang dan Australia dalam hal itu. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...