Panel PBB: Korut Semakin Mahir Elak Sanksi Internasional
PBB, SATUHARAPAN.COM - Korea Utara kian mahir menghindari sanksi internasional, menurut panel dari beberapa pakar dalam sebuah laporan yang disajikan kepada PBB pada Selasa (12/3).
Komisi yang terdiri dari delapan pakar itu memberitahu Dewan Keamanan PBB bahwa mereka mencapai kesimpulan tersebut atas dasar pemeriksaan dan penyitaan kargo terlarang baru-baru ini.
Dewan tersebut mengadopsi resolusi yang menyerukan pengetatan sanksi yang ditujukan untuk merintangi kemampuan finansial dan teknis Pyongyang dalam membuat senjara pemusnah massal.
Langkah itu muncul setelah serangkaian uji nuklir dan peluru kendali balistik jarak jauh oleh Korea Utara selama satu dekade terakhir.
Laporan baru yang diunggah di situs PBB pada Selasa menyebutkan bahwa Korea Utara terus menentang sanksi tersebut - dengan terus melanjutkan program nuklir dan peluru kendali balistiknya dan terlibat dalam perdagangan senjata ilegal.
Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) menunjukkan tantangan jelas kepada Negara-Negara Anggota, kata laporan tersebut.
Mereka semakin mahir dalam menghindari sanksi. Dari beberapa insiden yang dianalisis selama periode tinjauan, Panel menemukan bahwa Korea Utara semakin kerap menggunakan teknik pengelakan yang beragam dan bertingkat, tambahnya.
Panel tersebut mengatakan bahwa kasus kapal kargo Chong Chon Gang Korea Utara memberi wawasan penting terhadap beberapa teknik tersebut.
Kapal yang dihentikan oleh otoritas Panama pada Juli 2013 membawa senjata yang tak dilaporkan dan tersembunyi di bawah 10.000 ton gula dari Kuba.
Penyelidikan menunjukkan bahwa kru Korea Utara menggunakan kode rahasia dalam menjalin komunikasi.
Kru tersebut juga memalsukan kayu gelondongan yang ada di kapal dan mematikan sistem elektronik yang seharusnya memberi informasi langsung tentang lokasi kapal kepada otoritas maritim internasional, kata panel tersebut. (AFP)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...