Pangdam Akui Ada Alkitab yang Terbakar di Papua
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Panglima Daerah Militer XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit, dalam acara Tatap Muka dan Komunikasi Sosial dengan Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat,Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan dan Insan Pers di Aula Tonny A Rompis Makodam XVII/Cenderawasih, hari Jumat (16/06) memberi klarifikasi tentang kejadian dugaan pembakaran Alkitab di kediaman Kasrem 172/PWY pada 25 Mei lalu.
Menurut keterangan yang diperoleh satuharapan.com dari Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Papua, Tony Wanggai yang hadir pada pertemuan, Pangdam dalam penjelasannya mengatakan memang ada Alkitab terselip yang terbakar oleh oknum TNI yang sedang membersihkan sampah.
Pangdam, menurut Tony, menegaskan bahwa oknum TNI tersebut sudah diproses hukum di Pengadilan Militer Makodam Papua.
Sentaninews.com media setempat yang juga melaporkan pertemuan, mengatakan Pangdam menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut. Ia mengatakan tidak ada unsur kesengajaan, melainkan merupakan tindakan kelalaian, karena tidak mengecek terlebih dahulu secara detail.
Pada kesempatan tersebut Pangdam Supit menyampaikan, “Kegiatan seperti ini perlu kami lakukan untuk menjalin silaturahmi di antara kita sehingga kita saling mengenal memupuk rasa persatuan, karena sekarang ini masih ada oknum yang ingin mengadu domba di antara kita, ingin membenturkan masyarakat dengan aparat bahkan mereka sengaja ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.”
Lebih dari tiga pekan setelah terjadinya peristiwa itu, masyarakat masih bertanya tentang hal yang sebenarnya. Sebelumnya, pihak Kepolisian membantah adanya Alkitab yang terbakar. Beberapa pihak bahkan dijadikan kambing hitam karena dianggap menebar berita hoax.
Namun, belakangan dengan adanya keterangan beberapa saksi, terungkap bahwa memang ada Alkitab yang terbakar kendati diyakini, seperti penjelasan Pangdam, pembakaran bukan karena unsur kesengajaan.
Di antara sedikit pemberitaan yang mengkonfirmasi adanya Alkitab yang terbakar, Deutsche Welle mengutip laporan Gereja Protestan Indonesia (GPI), yang menyebutkan bahwa kerusuhan yang melanda Jayapura akhir Mei silam dipastikan dipicu oleh aksi pembakaran Alkitab oleh oknum militer.
Laporan GPI di Papua menyebut seorang pendeta dan jemaat gereja lain mengambil gambar sisa Alkitab yang terbakar di sebuah markas militer di Jayapura dan membawa bagian yang terbakar sebagai barang bukti.
Supit yang baru saja ditempatkan sebagai Pangdam Cendrawasih, sejak awal telah menyiratkan adanya Alkitab yang terbakar, walaupun ia memastikan tidak ada unsur kesengajaan. Berbeda dengan otoritas lainnya yang mengatakan bukan Alkitab yang terbakar melainkan buku rohani.
Ketika meninjau TKP, yang juga adalah kediaman Kasrem 172/ PWY Letkol Yohanes Krismadi yang dirusak massa dengan lemparan batu, sehari sesudah kejadian, Supit juga menyampaikan permohonan maaf dan siap bertanggung jawab.
“Anggota yang melakukan pembakaran sementara masih diselidiki. Saya minta teman teman bersabar," kata Supit beberapa waktu lalu.
”Bisa iya, bisa tidak. Ini kan masih dalam pemeriksaan, jadi belum diketahui pasti,” jawabnya, ketika ditanya apakah benar Alkitab yang dibakar.
Namun Supit menegaskan bahwa pemilik rumah yaitu Kasrem adalah penganut Katolik karena itu secara logika tidak mungkin dengan sengaja melakukan pembakaran kitab suci agamanya.
“Rumah ini merupakan kediaman Kasrem. Saat itu ada pengurus rumah tangga dalam hal ini anggota yang melakukan bersih bersih gudang karena banyak barang yang dianggap sudah tidak digunakan. Anggota tersebut berinisiatif untuk membakar buku-buku yang berada dalam kardus yang tanpa diperiksa olehnya ternyata ada buku buku agama. Nah, saat pembakaran itu ada warga yang melihat buku menyerupai kitab suci, dan kemudian menyebarkan kalau ada Alkitab yang dibakar,” kata Pangdam, dikutip oleh media massa belum lama ini.
"Saya potong langsung lehernya jika ia sengaja. Pangdam langsung yang potong, jangan orang lain jika betul terjadi kesengajaan," tegas Supit kepada wartawan.
Menurut Pangdam satu anggota TNI berpangkat bintara sudah ditahan dan beberapa saksi yang diperiksa, diantaranya beberapa mahasiswa dan pendeta.
Pangdam berjanji akan mengumumkan secara terbuka hasil penyelidikan, dan proses pengadilan dilakukan, akan dilakukan secara terbuka. Menurut Tabloid Jubi, pengadilan yang terbuka ini dilakukan sebagai jawaban pertanyaan masyarakat. Sekaligus untuk mengantisipasi agar tidak terjadi konflik atau tindakan kekerasan lanjutan jika nantinya terbukti oknum anggota TNI tersebut benar berperan sehingga mengakibatkan Alkitab terbakar.
Ketua Badan Pelayanan Pusat Gereja-gereja Baptis di Papua, Socratez Sofyan Yoman, kepada satuharapan.com lewat pesan singkat mengimbau umat Kristen Papua tetap tenang dan memaafkan pelaku. Menurut dia, Alkitab yang dibakar tidak mengurangi kemuliaan Tuhan.
"Orang Kristen tidak menyembah Alkitab tetapi percaya dan menyembah Tuhan Yesus yang disampaikan melalui Alkitab itu," kata Socratez Yoman.
"Alkitab itu tidak perlu dibela. Kita diajarkan isi Alkitab untuk mengasihi dan mengampuni. Yesus berkata: Ampunilah mereka sebab tidak tahu apa yang mereka perbuat," tutur Socratez.
Dia menambahkan Alkitab dibakar tidak akan membuat kuasa Tuhan turut runtuh. "Kita hidup bukan untuk membela-bela Kitab Suci atau Alkitab. Kita diminta dan diajarkan melalui Alkitab untuk mengasihi musuh dan memperjuangkan keadilan dan menegakkan kebenaran demi perdamaian," lanjut dia.
Sementara itu Dora Balubun, pendeta Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, mengharapkan persidangan atas kasus ini dapat segera berlangsung. Sebab, para saksi telah memberikan kesaksian. "Para saksi telah memberikan kesaksian seluruhnya, yang kita butuhkan adalah persidangan segera dibuka," kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...