Pangeran Ali dari Yordania Maju Lagi jadi Calon Presiden FIFA
AMMAN, SATUHARAPAN.COM – Pangeran Ali bin Al Hussein asal Yordania akan mengajukan diri lagi pada pemilihan presiden yang baru untuk badan sepak bola, FIFA a setelah Sepp Blatter mengumumkan pengunduran dirinya.
"Untuk pemilihan yang baru, Pangeran Ali telah siap," kata Sala Sabra, wakil presiden federasi sepak bola Yordania yang dipimpin oleh Pangeran Ali, kepada AFP, Rabu (3/6).
Pangeran Ali menemui kegagalan dalam upayanya menyingkirkan Blatter, veteran Swiss itu memenangi masa jabatan kelimanya pada pemungutan suara yang dilakukan Jumat (30/5), akan tetapi kemudian pada Selasa (2/6) dia mengumumkan pengunduran diri di tengah skandal korupsi yang semakin berkembang.
Sabra menambahkan bahwa sang Pangeran juga siap untuk menduduki jabatan presiden secepatnya jika mereka memintanya.
Saat dimintai keterangan oleh cnn.com tentang pengunduran diri Sepp Blatter, dia menyebut langkah Blatter adalah langkah yang elegan.
"Saya pikir itu merupakan langkah yang tepat dari Sepp Blatter dan saya pikir kita harus melihat masa depan," ujar Pangeran Ali kepada CNN.
Pangeran Ali yang memutuskan mengundurkan diri dari pemilihan presiden FIFA, Jumat (29/5) lalu, setelah kalah suara 133-73 di pengambilan suara putaran pertama, juga kemungkinan besar akan kembali mencalonkan dirinya untuk menjadi presiden baru FIFA.
“Saya berada di depan para asosiasi negara-negara yang menginginkan perubahan (di FIFA), termasuk semua yang takut untuk melakukan perubahan,” Pangeran Ali melanjutkan.
Korupsi FIFA
Beberapa waktu lalu, salah satu Penyidik federal Amerika Serikat percaya ada seorang petinggi FIFA dan kepercayaan Sepp Blatter terlibat dalam skandal korupsi dengan nilai transaksi mencapai 10 juta dollar AS. Meski penyidik tak menyebutkan nama, menurut The New York Times, Sekretaris Jenderal Jerome Valcke diduga kuat sebagai sosok yang dimaksud.
Pada 2008, Valcke diduga mentransfer dana sebesar 10 juta dolar AS dari FIFA ke akun bank milik Jack Warner yang saat itu menjabat sebagai Presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara dan Tengah (CONCACAF). Aliran transfer itu terbagi dalam tiga transaksi antara Januari dan Maret 2008.
Uang itu diduga sebagai pelicin langkah Afrika Selatan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. (cnn.com/AFP).
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...