Panglima TNI: Tinggalkan Ego Sektoral
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti memberikan pengarahan kepada 2.039 prajurit TNI dan Polri di Batalyon 700/Raider Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (11/5).
Panglima TNI dalam pengarahannya mengatakan agar prajurit TNI dan Polri bisa bekerja sama dengan baik. Prajurit TNI dan Polri harus bisa membangun emosi bersama, seperti melalui kegiatan olahraga ataupun kegiatan-kegiatan lain.
“Selaku Panglima TNI saya menginginkan supaya ego sektoral ditinggalkan. Kalau kita berbicara NKRI, maka itulah arah yang kita tuju. Kita harus melakukan tujuan nasional. Kalau arah kita ke sana, semua keinginan kita arahkan ke sana, jangan membangun ego sektoral yang pada akhirnya justru melemahkan diri kita sendiri,” kata Panglima TNI.
“Untuk itulah pada saat menjadi Panglima TNI, program saya adalah bagaimana menghilangkan ego sektoral itu, baik yang ada di TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Saya menekankan tidak boleh dikembangkan ego sektoral itu, Jiwa Korsa tidak boleh dikurangi bahkan kita harus pupuk,” dia menambahkan.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan TNI dan Polri adalah pilar dalam membangun persatuan bangsa ini. TNI dan Polri tidak boleh retak sedikit pun.
“Bayangkan kalau tulang punggung kita retak, kita mengangkat 10 kg tidak berani. Tetapi kalau tulang punggung kita kuat, diberi beban seberapa pun kita mampu menjalankan,” kata dia.
Untuk itu, TNI dan Polri sebagai tulang punggung bagi bangsa Indonesia untuk mengawal bangsa ini, harus dalam keadaaan yang kuat dan baik. Tidak mungkin Indonesia bisa membangun dengan baik sepanjang stabilitas nasional terganggu dan investor pun mau datang menjadi takut. “Manakala stabilitas terjamin dengan baik, investor akan datang tanpa kita undang,” kata dia.
“Kita berusaha keras. Dan saya selaku Panglima TNI mengucapkan terima kasih kepada seluruh prajurit TNI karena sesuai hasil poling satu minggu lalu di sebuah media, TNI merupakan lembaga yang memiliki kinerja tertinggi dari lembaga lain,” katanya.
Panglima TNI juga menyampaikan telah terjadi perubahan situasi. Dia mencontohkan di Papua Presiden RI mendeklarasikan Papua akan menjadi ruang terbuka bagi siapa pun termasuk media asing. Berkaitan dengan itu, Panglima menyampaikan kepada semua agar memahami tidak ada lagi daerah tertutup di Indonesia. Situasi ini harus disikapi dengan bijaksana dan dewasa.
“Dalam paradigma komunikasi sekarang ini, komunikasi tidak bisa dikendalikan. Komunikasi harus disikapi dengan baik, dengan jujur. Berikan informasi sebaik-baiknya kepada teman-teman media. Jika dari situasi yang terbuka itu ada sesuatu yang disampaikan tertutup, ya sampaikan, teman-teman media akan paham itu. Tetapi, sekarang ini tidak bisa lagi informasi dikendalikan,” dia menegaskan.
Seusai memberikan pengarahan, Panglima TNI meresmikan rumah makan prajurit yang terletak di dalam Markas Batalyon 700/Raider Makassar, Sulawesi Selatan. (Puspen TNI)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...