Pansel KPK Cari Sosok Beragam Latar Belakang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Panitia Seleksi (Pansel) calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Destry Damayanti, mengatakan kejahatan korupsi di Indonesia semakin canggih. Sehingga, dibutuhkan sosok pemimpin KPK yang heterogen, tidak sekadar menguasai masalah hukum.
“Kalau kita punya pemimpin KPK yang heterogen menarik, mereka bisa saling mengisi daripada mereka hanya menguasai masalah hukum. Karena kejahatan korupsi makin canggih,” ujar Denty kepada satuharapan.com usai jumpa pers yang digelar di Aula Serbaguna Gedung III Lantai 1 Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa (14/7).
Lebih lanjut, dia mengatakan kecanggihan kejahatan korupsi dapat dilihat dari pemanfaatan teknologi informasi dan instrument keuangan yang digunakan. ”Pemanfaatan teknologi informasi semakin luar biasa, di financial sektor juga semakin canggih, instrumen keuangan yang digunakan juga makin bagus, kita harus bisa mengantisipasi itu,” ujar Denty.
Cari Pemimpin Bijaksana
Senada, Juru Bicara Pansel calon pemimpin KPK Betti S Alisjabana kepemimpinan yang beragam bagus. Karena, artinya lembaga antirasuah periode 2015-2019 akan memiliki beragam sudut pandang dalam menangani kasus korupsi di Indonesia.
Namun, dia melanjutkan, harapan tersebut tidak akan mengorbankan tujuan utama Pansel calon pemimpin KPK untuk mendapatkan pemimpin yang berintegritas, memiliki kemampuan memimpin, dan independen.
“Kita tidak akan korbankan kriteria-kriteri demi mendapatkan kategori tertentu, kami akan utamakan integritas, kepemimpinan, independensi, dan kompetensi yang akan kita ukur lewat pengalaman dan profile assessment nanti,” ujar Betty.
Oleh karena itu, menurut dia, dalam proses seleksi selanjutnya, profile assessment, Pansel calon pemimpin KPK akan berusaha mengetahui karakter setiap calon. Sebab, ada beberapa karakter yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin KPK, seperti negarawan dan bijaksana.
“Kita akan berusaha mengenal karkater dari masing-masing calon, ada karakter tertentu yang tak boleh dimiliki dan yang perlu dimiliki. Misalnya, kita mencari negarawan, orang yang sudah dewasa, dan mampu melihat berbagai masalah dengan bijaksana,” ucap dia.
“Kita akan coba deteksi itu lewat profile assesment, integritas juga akan kita lihat di situ,” Juru Bicara Pansel calon pemimpin KPK itu menambahkan.
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...