Papua Barat 2019 Dapat Nikmati Internet Berkecepatan Tinggi
MANOKWARI, SATUHARAPAN.COM - Mulai tahun 2019 masyarakat di daerah terdalam terdepan dan terluar (3T) di Provinsi Papua Barat dan tiga provinsi lainnya sudah bisa menikmati layanan internet berkecepatan tinggi.
Melalui program Palapa Ring Paket Timur, jaringan internet sudah bisa dinikmati di daerah-daerah yang selama ini belum sama sekali menikmati jaringan data seluler. Layanan internet akan segera menjangkau daerah-daera tersulit
Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informatika Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI), Danny Januar di Manokwari, Jumat (21/12) mengatakan, Palapa Ring Paket Timur menjangkau 35 kabupaten kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua dan Papua Barat.
"Di Papua Barat sendiri ada beberapa kabupaten, di antaranya Manokwari, Pegunungan Arfak, Teluk Wondama, Maybrat dan Teluk Bintuni. Di wilayah pedesaan kecepatannya bisa mencapai 10 Megabits, wilayah perkotaan 20 Megabits," kata Danny.
Menurutnya, melalui jaringan kabel optik pada program Palapa Ring tersebut, seluruh operator seluler bisa segera melebarkan sayap bisnisnya ke wilayah timur, termasuk Papua dan Papua Barat.
"Saat ini semua operator yang sedang menunggu. Mereka sudah ngantre agar bisa masuk ke wilayah Papua," sebut Danny.
President PT Palapa Timur Telematika (PTT), Muharso mengungkapkan, pemasangan kabel optik sudah hampir rampung. Saat ini pembangunan konstruksi fisik program ini sudah mencapai 87,03 persen. 13 persen sisa pemasangan kabel optik tersebut ditargetkan tuntas pada akhir Maret 2019.
Ia menyebutkan, total panjang paket ini 6.878 kilo meter (km) terdiri dari 4.452 km jaringan laut, 2.452 km jaringan darat serta microwave sebanyak 59 hops. Paling panjang dan menantang, sekaligus membutuhkan dana paling besar.
"Untuk jalur laut sudah seluruhnya terpasang, tinggal di jalur darat masih sedikit lagi yang harus kami selesaikan," ujarnya lagi.
Dalam program ini, PTT pun membangun ratusan tower base transceiver station (BTS). Dari 105 BTS, 91 di antaranya sudah dibangun dan Papua Barat realisasinya paling banyak.
BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informasi optimistis konstruksi fisik Palapa Ring Paket Timur tuntas pada Maret 2019.
Danny Januar mengatakan, saat ini progres pembangunan fisik Palapa Ring Paket Timur sudah mencapai 87,03 persen. Ia yakin 13 persen sisa pemasangan kabel optik tersebut tuntas pada qurtal pertama tahun 2019.
Program Palapa Ring Paket Timur meliputi wilayah Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat dan Maluku. Program ini akan membuka dan memperkuat jaringan telekomunikasi di 35 kabupaten-kota dari Kota Baa di Rote Ndao, NTT hingga ke Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
“Paket Timur ini paling menantang dibandingkan dua paket lain. Namun, kami optimistis dapat memenuhi target penyelesaian. Untuk itu, BAKTI proaktif berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memenuhi target tersebut,” sebut Danny.
Berbagai Kendala
Kendala yang dihadapi dalam menggelar kabel serat optik palapa ring di darat, lanjut Danny, banyak bersinggungan dengan proyek pembangunan infrastruktur lainnya. Ditambah adanya permasalahan keamanan di salah satu kabupaten lokasi pembangunan.
Tantangan lain pada program ini izin lingkungan pada area konservasi yang belum terbit di Laut Sawu, Selat Pantar, Taman Nasional Lorentz, dan Teluk Cendrawasih.
"Kendala lain, ada keterbatasan penyediaan helikopter yang memiliki kemampuan external load untuk pengangkutan material tower dan microwave untuk pembangunan jaringan palapa ring di daerah pegunungan," tuturnya.
Di Papua Barat, ujarnya, terdapat tujuh kabupaten/kota yang akan terhubung serat optik yakni dari Terminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, hingga Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Proyek Palapa Ring merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional untuk menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Proyek ini pernah terhenti sejak 10 tahun lalu untuk mendapatkan struktur yang tepat dalam pelaksanannya. Tantangan dari proyek ini adalah membangun infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional di daerah-daerah nonkomersial demi pemerataan akses pitalebar (broadband) di Indonesia.
Proyek Palapa Ring merupakan proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) pertama dalam sektor telekomunikasi dengan menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau Availability Payment (AP).
Proyek ini melibatkan PT Palapa Timur Telematika sebagai pelaksana pemasangan kabel serat Optik dari NTT hingga Papua Barat.
Skema Availability Payment diprakarsai oleh Kementerian Keuangan dan sumber dana Availability Payment berasal dari dana kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) atau Universal Service Obligation (USO).
Melalui program ini, masyarakat di seluruh wilayah Timur bisa segera menikmati kecepatan akses data yang lebih merata. (Antaranews)
Editor : Melki Pangaribuan
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...