Papua Nugini Ingin Banyak Belajar dari Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri Papua Nugini, Justin Tkatchenko mengatakan negaranya harus banyak belajar dari Indonesia, terutama dalam kemandirian ekonomi dan kesejahteraan rakyat di semua bidang, termasuk pendidikan dan kesehatan.
Dalam pertemuan bilateral dengan Menlu RI Retno Marsudi di Jakarta, Selasa (21/3), Tkatchenko menekankan pentingnya kerja sama demi menjaga kedaulatan dan kesejahteraan kedua negara.
“Pemerintah Papua Nugini sangat ingin memperkuat hubungan dengan Indonesia dan membawanya ke level berikutnya untuk kepentingan rakyat dan ekonomi kita, serta keamanan kawasan,” tutur dia ketika menyampaikan pernyataan pers bersama usai pertemuan tersebut.
Pertemuan itu membahas sejumlah isu, antara lain perjanjian kerja sama pertahanan Indonesia-Papua Nugini yang telah disetujui untuk ratifikasi, Persetujuan Pelaksanaan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas, serta Perjanjian Dasar tentang Pengaturan Perbatasan.
Selain itu, kata Tkatchenko, Papua Nugini juga ingin memperkuat kerja sama di antara BUMN kedua negara dalam pengembangan energi, pertambangan, minyak bumi, serta listrik, yang disebutnya area strategis untuk mendorong perekonomian.
Tkatchenko juga menegaskan bahwa pemerintah Papua Nugini, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri James Marape, memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan pemerintahan sebelumnya, dan bertekad untuk memperkuat hubungannya dengan Indonesia.
“Dan kami menantikan dalam bulan-bulan mendatang kunjungan Presiden Indonesia di Papua Nugini. Kami ingin memastikan bahwa ketika Presiden (Indonesia) datang, kita sudah memiliki kesepakatan untuk meratifikasi dan menandatangani kerja sama untuk kepentingan kedua negara,” tutur dia.
“Kami telah melihat Indonesia sebagai mitra yang sangat strategis, mitra yang sangat kuat, mitra tradisional kami, dan kami berharap dapat melanjutkan hubungan sekarang ini ke masa depan,” kata Tkatchenko, menambahkan.
Pertemuan antara kedua menlu tersebut adalah yang keempat kalinya dalam empat bulan, sejak mereka terakhir bertemu di sela-sela Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD), Archipelagic and Island States (AIS) Forum, serta Bali Democracy Forum (BDF) di Bali pada Desember 2022.
Pada hari yang sama, kedua menlu sempat berjalan santai di Kebun Raya Bogor, di mana mereka saling bertukar pandangan dan mendiskusikan berbagai isu yang menjadi perhatian bersama.
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...