Para Disabilitas Usia Produktif Perlu Akses Kembangkan Diri
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki menyebutkan dari total 28,05 juta penyandang disabilitas, sebanyak 22 persen berada di usia produktif yang memerlukan akses untuk mengembangkan diri.
"Kalau kita lihat penyandang disabilitas itu datanya sekitar 28,05 juta orang, dan 22 persen di antaranya berada pada usia produktif. Oleh karena itu, ini harus bisa dilihat semua pihak sebagai suatu bagian untuk diberikan akses pendidikan, akses ke dunia usaha, akses seluas-luasnya," kata Teten dalam Karya Tanpa Batas No One Left Behind di Jakarta, Minggu (3/12).
Teten mengungkapkan para penyandang disabilitas perlu diberikan kesempatan dan peluang yang sama untuk bisa tumbuh dan berkembang baik sebagai manusia maupun sebagai wirausaha.
Ia pun mengakui para penyandang disabilitas memiliki talenta yang luar biasa di berbagai bidang mulai dari seni hingga wirausaha.
"Oleh karena itu kita perlu semua memberi ruang ke mereka, beri kesempatan, beri dukungan," katanya.
Teten pun mengapresiasi Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) yang berkomitmen penuh untuk mendukung inklusi dan pemberdayaan sahabat disabilitas.
Yayasan PTI sendiri mengembangkan pendekatan pemberdayaan terhadap masyarakat disabilitas dengan membangun ekosistem dan menyiapkan inkubator bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang.
Organisasi nirlaba itu juga menggandeng berbagai perusahaan besar yang bisa menjadi destinasi magang dan belajar para penyandang disabilitas.
"Pendekatan ini luar biasa. Jadi kita tidak melihat lagi masyarakat disabilitas itu sebagai orang yang terus kita kasihani tapi kita melihat mereka sebagai saudara kita, sama dengan kita dan memang mereka harus tumbuh dan berkembang seperti kita semua," katanya.
Teten mengungkapkan ingin terus mengembangkan konsep tersebut agar kelak tercipta platform atau ekosistem khusus bagi para disabilitas.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Yayasan PTI Myra Winarko mengatakan meski fokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas dan telah berhasil menciptakan ekosistem bagi mereka, Myra masih menantikan dukungan dan bimbingan KemenKopUKM.
"Kami baru dan masih perlu banyak bimbingan dari KemenKopUKM," kata Myra.
Myra mengungkapkan ajang Karya Tanpa Batas No One Left Behind digelar untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh setiap tanggal 3 Desember.
Myra menyebut perayaan Hari Disabilitas Internasional tahun ini digelar secara berbeda karena dikemas dalam format bazaar usaha juga pentas seni para disabilitas.
Dalam acara tersebut, ditampilkan permainan angklung, tari khas Betawi serta gamelan dari SLB Asih Budi. Selain itu, ada pula sejumlah produk mulai dari makanan, pakaian, aksesoris fesyen, hiasan interior, lukisan hingga jasa rias oleh para penyandang disabilitas.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...