Para Pakar Kaji Rencana Penyelamatan Keanekaragaman Hayati
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Sebuah rancangan laporan dari Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services, minggu ini sedang dalam kajian akhir di Paris. Laporan yang dibuat selama tiga tahun itu diharapkan akan memaparkan rencana penyelamatan keanekaragaman hayati yang mulai hilang.
Bukan rahasia lagi bahwa di seluruh dunia kita kehilangan sejumlah besar keanekaragaman hayati. Dari lemur Madagaskar, hingga hewan-hewan amfibi seperti katak dan salamander, juga tanaman. Sebagian pihak memperkirakan 50 persen keanegaragaman hayati planet bumi akan hilang abad ini.
Sebuah laporan baru dari Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services atau disingkat IPBES itu, diperkirakan akan memaparkan dengan sangat jelas kerusakan yang kita lakukan di bumi ini.
Anna Larigauderie di IPBES mengatakan, seperti dilansir Voaindonesia.com pada Kamis (2/5), “Dengan memburuknya kondisi kehidupan di dunia, yang sayangnya didokumentasikan dalam laporan ini dengan angka-angka yang semakin mengkhawatirkan, dengan hilangnya lanskap budaya di daerah-daerah pedesaan di Prancis dan juga di seluruh dunia; kita kehilangan sebagian jiwa raga.”
Dibutuhkan waktu selama tiga tahun dan biaya lebih dari dua juta dolar untuk menulis dan memproduksi laporan ini. Tujuannya untuk memperkirakan dunia seperti apa yang memungkinkan pertumbuhan manusia, dan sekaligus mempertahankan keanekaragaman hayati dunia.
Ketua IPBES Robert Watson mengatakan, “Ketika kita memiliki proyek pertanian, kita harus berpikir, bagaimana menjaga keanekaragaman hayati dalam sistem pertanian kita? Jika kita punya proyek air, bagaimana kita benar-benar memperluas proyek air tanpa merusak keanekaragaman hayati?”
Laporan ini, didasarkan pada penelitian atas ribuan narasumber, termasuk 150 pakar. Ulasannya mencakup dampak manusia terhadap lingkungan alam, dari terumbu karang dan samudera, hingga ekosistem di darat dan sebagian spesies paling terkenal di planet ini.
Anggota UNESCO Audrey Azoulay mengatakan, “Anda bisa yakin bahwa anak-anak muda akan membuat konsensus mereka sendiri karena aliansi baru yang diciptakan di antara dunia mereka dan para ilmuwan, aliansi bagi masa depan keanekaragaman hayati dan kemanusiaan.”
Laporan penelitian tentang keanekaragaman hayati dunia terakhir dirilis tahun 2005. Laporan ini sedang dikaji sebelum dirilis pada hari Jumat nanti (3/5).
UMK Bekasi 2025 Sebesar Rp5,5 Juta
BEKASI, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat, menetapkan Upah Minimum ...