Para Pakar Perbarui Peta Gempa Indonesia 2016
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumpulkan para pakar untuk memperbarui peta bahaya gempa bumi di Indonesia 2016, dalam Workshop Karakterisasi Sumber Gempa Baru untuk Updating Peta Gempa Indonesia 2016.
Pakar tersebut di antaranya adalah dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geospasial (BMKG), Institut Teknologi Bandung (ITB), juga Pemerintah Australia melalui Geoscience Australia, serta masih banyak lagi.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat membuka acara workshop tersebut di Jakarta, hari Senin (30/5), seperti dikutip dari situs pu.go.id mengatakan updating peta gempa sangat diperlukan.
Pertama, memang ditemukan sumber gempa baru, baik itu setelah kejadian gempa tahun 2010, maupun gejala geologi yang sebelumnya tidak teridentifikasi. Misalnya, Sesar Kendeng dari Surabaya ke arah barat sampai Jawa Tengah, maupun dari Semarang sampai Jawa Barat, yang sebelumnya belum teridentifikasi.
Kedua, pembaruan peta gempa ini diperlukan, karena ditemukannya metode dan teknologi baru, dalam mengidentifikasi sumber gempa, dan dampak dari gempa tersebut. Terakhir, dampak dari gempa tersebut berbeda-beda, dilihat dari pertumbuhan penduduk, ekonomi, yang apabila terkena gempa kerugiannya juga akan berbeda.
Basuki mengatakan, untuk itu Kementerian PUPR sangat memerlukan peta baru ini untuk mendesain infrastruktur yang sedang dibangun sekarang ini.
“Dengan ketiga hal tersebut, maka peta gempa ini sangat penting, untuk di-update. Saya harap para pakar akan bisa mendapatkan kesepakatan dalam peta gempa ini. Memang tidak mudah karena masing-masing pakar punya mazhab dan kriteria masing-masing, namun ini diharapkan dapat menjadikan lebih kredibel saat disepakati,” kata Basuki.
Ketua Tim Pemutakhiran Peta Bahaya Gempa Bumi Indonesia 2016, Mashyur Irsyam, mengatakan target dari tim tersebut ada dua, yaitu menghasilkan Peta Sumber Gempa Nasional dan menghasilkan Peta Sumber Gempa Nasional untuk Perencanaan Infrastruktur dan Bangunan.
“Ada beberapa sumber gempa baru, yaitu Sesar Kendeng sepanjang Jatim ke wilayah barat, kemudian tim kami juga melakukan pendetailan untuk sesar-sesar di Sulawesi, pengambilan sampel, dan diuji untuk mengetahui sejarah di masa lalu,” kata Irsyam.
Irsyam menambahkan, Indonesia berada di wilayah sumber gempa. Untuk mengantisipasi gempa agar tidak mengakibatkan kerugian yang besar, pembangunan yang dilaksanakan harus mengikuti kaidah tahan gempa.
“Perbedaan dengan peta yang sebelumnya itu adalah adanya perbedaan sumber gempanya, dan peta yang kita butuhkan saat ini adalah peta untuk perencanaan infrastruktur bangunan tahan gempa. Jadi, kita persiapkan,” kata dia.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, Arie Setyadi Murwanto, mengatakan pembaruan peta gempa Indonesia 2016, nantinya akan diikuti dengan keluarnya standar nasional Indonesia untuk perencanaan bangunan tahan gempa yang baru.
“Jadi nanti masyarakat kami dorong untuk mengikuti hal tersebut, tidak hanya untuk bangunan di atas delapan lantai, namun juga bangunan yang lebih sederhana akan kita keluarkan standar nasional,” kata Arie.
Arie menambahkan, pelatihan atau lokakarya ini diadakan untuk mengenali sumber-sumber gempa baru dan karakterisik sumber-sumber gempa yang sudah ada. Lokakarya tersebut membahas lebih mendalam sumber-sumber gempa baru dengan melibatkan para pemangku kepentingan di Indonesia.
Workshop itu diadakan dua hari, membahas lima topik, yang kaitannya dengan geologi, geodesi, seismologi, dan instrumentasi, serta seismic hazard analisis, menggunakan perangkat lunak Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
"Masing-masing topik akan dipresentasikan paparan temuan akhir dari para ahli yang merupakan tim pusat studi gempa nasional," kata Arie.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...