Para Pemimpin Swedia dan Turki Akan Gelar Pembicaraan Keanggotaan NATO
BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM-Para pemimpin Turki dan Swedia akan bertemu menjelang KTT NATO pekan depan untuk mencoba dan membuka blokir tawaran keanggotaan Stockholm yang terhenti, kata kepala aliansi itu, Jens Stoltenberg, hari Kamis (6/7).
Pembicaraan di Lithuania pada hari Senin adalah upaya terakhir untuk meyakinkan pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membatalkan keberatannya setelah lebih dari setahun penundaan sebelum para pemimpin NATO berkumpul. "Sangat mungkin untuk membuat keputusan positif pada KTT pekan depan," kata Stoltenberg setelah pembicaraan dengan menteri luar negeri Swedia dan Turki di markas NATO di Brussels.
Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom, mengatakan dia mengharapkan terobosan tetapi menggarisbawahi itu tetap menjadi "keputusan Turki".
"Kami percaya dari sudut pandang kami, kami telah memenuhi semua komitmen kami," katanya.
Sekutu NATO telah menekan Ankara selama berbulan-bulan untuk memberi jalan dan membiarkan negara Skandinavia itu masuk pada saat KTT dua hari mulai hari Selasa di Vilnius.
Turki dan Swedia menandatangani kesepakatan yang bertujuan membuka jalan untuk aksesi pada KTT NATO lebih dari setahun yang lalu.
Ankara menuntut tindakan keras Swedia terhadap gerakan Kurdi, seperti Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dikatakan sebagai kelompok teroris. Swedia mengatakan telah berhasil dalam kesepakatan itu.
Pada hari Kamis, pemerintah memenjarakan seorang warga negara Turki karena "upaya pendanaan teroris" untuk PKK di bawah undang-undang baru.
Tapi Erdogan terus mengkritik Stockholm, dan protes pekan lalu yang ketika ada protes dengan membakar Al Quran semakin memicu kemarahannya. "Setiap penundaan lebih lanjut dalam keanggotaan Swedia akan disambut baik oleh PKK dan Presiden (Rusia, Vladimir) Putin," kata Stoltenberg.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, diperkirakan akan memberikan dorongan kuat untuk Swedia dalam beberapa hari mendatang. Biden mengatakan kepada perdana menteri Swedia pada pertemuan di Washington pada hari Rabu (5/7) bahwa dia "dengan cemas menantikan" negara itu bergabung.
Swedia dan tetangganya Finlandia membatalkan kebijakan non blok militer selama beberapa dekade dan mendaftar untuk bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina. Finlandia secara resmi bergabung dengan blok tersebut pada bulan April.
Hungaria juga masih mempertahankan keanggotaan Swedia, yang membutuhkan persetujuan bulat dari 31 anggota NATO. Tapi Budapest telah mengindikasikan akan menyerah jika Turki setuju. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...