Para Peneliti Survei Mikroplastik Laut Jepang
JEPANG, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah ilmuwan Jepang dan Tara Ocean Foundation, mengadakan survei yang akan dilakukan di beberapa fasilitas penelitian kelautan, yang berlokasi di seluruh Jepang, dari Pulau Hokkaido di utara hingga barat daya Kyushu.
Para peneliti mengumpulkan sejumlah sampel untuk menganalisis mikroplastik sekaligus mengukur dampaknya terhadap kehidupan biota laut, dan juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran lokal terkait masalah lingkungan tersebut.
Studi terkait polusi plastik yang dilakukan Tara Ocean Foundation tahun lalu, pada sejumlah sungai di Eropa yang belum pernah terjadi sebelumnya menemukan bahwa 100 persen sampel penelitiannya mengandung plastik dan mikroplastik.
“Temuan yang cukup mengkhawatirkan ini membuat kami mempersiapkan sebuah proyek di Jepang,” demikian Romain Trouble, direktur eksekutif yayasan itu memaparkan dalam sebuah konferensi pers di Tokyo, yang dilansir voaindonesia.com, pada Senin (3/2).
Romain lebih lanjut menambahkan tujuan survei itu bukan untuk menyalahkan suatu daerah tertentu.
“Kami berusaha mencari tahu apa sebenarnya polusi plastik tersebut dan dari mana asalnya, sehingga dana publik masyarakat digunakan secara tepat untuk menghentikan polusi plastik,” kata Romain.
Proyek itu juga akan memberi kesempatan berbicara dengan masyarakat setempat, termasuk industri perikanan, anak-anak sekolah dan beberapa pemerintah kota, sekaligus mendiskusikan peran masing-masing dalam mengkonsumsi, menyortir dan mendaur ulang sampah plastik tersebut.
Kapal andalan yayasan itu, Tara sudah pernah ke Jepang sebelumnya, untuk survei tahun 2017 tentang terumbu karang di Samudera Pasifik, namun tidak akan dilibatkan dalam survei penelitian baru kali ini.
Sebagai gantinya, penelitian itu akan bekerja sama dengan jaringan Japanese Association for Marine Biology atau Asosiasi Biologi Laut Jepang (Jambio), yang memiliki lebih dari 20 infrastruktur di pantai yang dilengkapi dengan perlengkapan penelitian.
“Suatu hal yang sangat penting untuk memiliki angka yang berpotensi pada pengembangan strategi untuk membatasi polusi plastik di laut tetapi juga membuat gambaran permodelan aliran plastik,” kata Sylvain Agostini, peneliti di Universitas Tsukuba yang akan turut serta dalam proyek tersebut.
Sekitar delapan juta ton sampah plastik setiap tahun masuk ke sejumlah lautan dunia dan masalah ini semakin mendapat perhatian di Jepang.
Pemerintah berjanji untuk mengurangi 9,4 juta ton sampah plastik tahunan negara itu sebesar 25 persen pada tahun 2030, dan juga melarang kantong-kantong plastik gratis di sejumlah supermarket pada akhir tahun 2020.
Setelah survei terhadap Jepang, yayasan itu mempertimbangkan perhatiannya beralih ke China, papar Trouble, serta menghubungkannya dengan beberapa universitas lokal untuk melakukan sebuah survei serupa di sana. (voaindonesia.com)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...