Parlemen Sahkan Penarikan Rusia dari Perjanjian Keamanan Era Perang Dingin
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Majelis rendah parlemen Rusia pada hari Selasa (16/5) memilih dengan suara bulat untuk secara resmi menarik diri dari kesepakatan keamanan penting era Perang Dingin, lebih dari delapan tahun setelah Moskow menghentikan partisipasinya.
Pemungutan suara di Duma Negara dilakukan kurang dari sepekan setelah Presiden Vladimir Putin memperkenalkan rancangan undang-undang pada 10 Mei yang “mengecam” Perjanjian Angkatan Bersenjata Konvensional di Eropa, yang bertujuan untuk mencegah saingan Perang Dingin dari mengerahkan pasukan di atau dekat perbatasan bersama.
Kesepakatan itu ditandatangani pada November 1990, tetapi tidak sepenuhnya diratifikasi hingga dua tahun kemudian.
Dewan Federasi, majelis tinggi yang dikontrol Kremlin Rusia yang umumnya mengesahkan undang-undang yang telah disetujui Duma, dijadwalkan untuk mempertimbangkan penarikan Rusia dari perjanjian itu pada hari Rabu pekan depan.
Moskow pertama kali mengumumkan niatnya untuk benar-benar menarik diri dari perjanjian tersebut pada awal 2015. Sejak Februari lalu, operasi militer Moskow di Ukraina telah melibatkan ratusan ribu tentara Rusia yang dikirim ke negara itu, yang berbatasan dengan anggota NATO, Polandia, Slovakia, Rumania dan Hungaria.
Pada hari Selasa, utusan yang ditunjuk Putin mengatakan kepada Duma Negara bahwa negara-negara NATO telah "membuat tidak mungkin" bagi Rusia untuk tetap berada dalam perjanjian dengan mengizinkan perluasan aliansi ke Eropa Tengah dan Timur.
Wakil Menteri Luar Negeri, Sergey Ryabkov, juga menggambarkan perjanjian itu sebagai "bertentangan dengan kepentingan keamanan Rusia" dalam sebuah wawancara yang diterbitkan hari Senin di Parliamentskaya Gazeta, mingguan yang diterbitkan oleh Duma Negara.
Pernyataan Ryabkov digaungkan oleh deputi kunci selama sesi parlemen hari Selasa. Ketua Duma Negara, Leonid Slutsky, menuduh bahwa perjanjian itu "sudah lama ada hanya di atas kertas," sementara Andrey Kartapolov, ketua komite parlemen Rusia, mengatakan bahwa perjanjian itu telah dianggap usang oleh penempatan infrastruktur militer NATO di negara-negara anggota Eropa Tengah dan Timur.
Ryabkov mengatakan kepada anggota parlemen bahwa menyelesaikan proses penarikan akan memakan waktu sekitar enam bulan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...