Partai Oposisi Menangkan Pemilihan Presiden di Argentina
ARGENTINA, SATUHARAPAN.COM – Tokoh dari partai konservatif oposisi Argentina, Mauricio Macri memenangkan pemilihan presiden Argentina pada hari Minggu (22/11) yang menandai berakhirnya satu dekade partai berkuasa Daniel Scioli.
Macri menang dengan janjinya membawa Argentina keluar dari perekonomian yang sulit dengan cara meningkatkan investasi di negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Amerika Latin dan memberantas korupsi. Janji tersebut muncul setelah Argentina berada di bawah kombinasi populisme kiri Fernandez dan mendiang suaminya, Nestor Kirchner, yang menjabat sebagai presiden pada tahun 2009-2010.
Dalam penghitungan suara yang hampir selesai, Macri memenangkan 52,1 persen suara dalam putaran kedua dan Scioli hanya mendapatkan 47,9 persen suara.
Pendukung Macri mulai mengerumuni Obelisk yang menjadi ikon kota tersebut di jantung kota Buenos Aires.
“Ini adalah awal dari sebuah era yang baru yang membawa kita untuk maju dan bertumbuh,” kata salah satu pendukung Macri di markas besarnya, di mana musik Latin mengalun dengan keras serta dihiasi balon berwarna putih dan biru langit yang merupakan warna bendera Argentina.
Rencananya, Macri yang merupakan anak dari konglomerat Argentina Francesco Macri itu akan dilantik pada 10 Desember 2015 mendatang.
Selama kampanye, Scioli memperingatkan bahwa kebijakan ortodoks Macri ini mirip dengan krisis ekonomi yang pernah melanda Argentina pada tahun 2001-2002, yang berakibat membuat jutaan orang jatuh dalam kemiskinan.
Tetapi dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan tingkat inflasi yang masih berjalan pada lebih dari 20 persen, rakyat ingin segera ada perubahan.
Bayang-bayang Presiden
Sebagai seorang moderat dalam gerakan Peronis, Scioli gagal memenangkan pemilih kaum menengah ke bawah setelah berjuang untuk melangkah keluar dari bayang-bayang Fernandez selama kampanye pemilu.
Programnya antara lain adalah mempertahankan program kesejahteraan sosial dan subsidi energi. Namun, di sisi lain, programnya hanya dianggap sebagai perubahan kecil terhadap kontrol modal dan perdagangan.
“Scioli tidak berhasil membuat perbedaan dirinya dari Fernandez sehingga orang berhenti melihatnya sebagai sebuah perubahan dan mereka akhirnya lebih memilih Macri,” kata pengamat politik Mariel Fornoni.
Meski demikian, pergeseran kekuasaan di Argentina nampaknya akan berdampak di seluruh wilayah Amerika Selatan, di mana pemerintahan berhaluan kiri seperti Venezuela dan Brasil juga tengah berusaha mengakhiri kesalahan manajemen komoditas dan finansial.
Macri juga sangat disukai oleh para investor dan diperkirakan pergeseran ini akan meningkatkan harga aset pada hari Senin (23/11).
“Investor asing mendapatkan keinginan mereka. Kemenangan Macri kali ini merupakan sinyal berhentinya konfrontasi dan kesalahan manajemen ekonomi pada masa Kirchner dan Fernandez,” kata pengamat asal Washington, Gary Kleiman.
Kleiman optimis bahwa pasar saham Argentina akan meningkat di akhir tahun ini.
“Pasar saham dan obligasi akan bergerak posiif pada tahun baru, tapi warisan kekacauan mata uang dan fiskal serta antagonism investor masih akan terus melingkupi politik Peronis yang ada di aparatur negara,” kata Kleiman. (Reuters)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...