Partisipasi Pemilih 80,90 Persen, Presiden Terpilih Miliki Legitimasi Tinggi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamaan (Menko Polhukam) Wiranto mengemukakan, partisipasi pemilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak pada Rabu (17/4) kemarin mencapai 80,90 persen, yang berarti melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2015-2019 sebesar 77,5 persen.
“Hal ini menunjukkan bahwa siapa pun presiden yang terpilih akan memiliki legitimasi yang tinggi,” kata Wiranto kepada wartawan seusai memimpin rapat koordinasi pasca penyelenggaraan pemilu, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (18/4) siang.
Menko Polhukam menilai, tahapan pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilu Serentak Tahun 2019 berjalan aman, tertib, dan lancer, serta damai. Kondisi ini menurutnya tidak terlepas dari peran serta semua pemangku kepentingan, yaitu peserta pemilu, pemerintah, penyelenggara pemilu, dan aparat keamanan (TNI/Polri), serta seluruh masyarakat Indonesia.
“Karena itu, disampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya kepada semua pihak, semoga kondisi ini dapat berlanjut sampai tahapan akhir Pemilu Serentak Tahun 2019 selesai,” kata Wiranto, dalam siaran pers Humas Kemenko Polhukam, yang dilansir setkab.go.id.
Hadapi Kemungkinan
Dalam rapat koordinasi yang dihadiri segenap unsur pemimpin TNI dan Polri serta pemimpin institusi penegak hukum nasional untuk membahas situasi nasional pasca-Pemilu Serentak Tahun 2019 itu, Menko Polhukam Wiranto mengemukakan, TNI dan Polri merupakan institusi negara yang dalam hal pemilu ditempatkan pada posisi netral, tidak masuk dalam kontestasi pemilu dan tidak berpihak kepada siapa pun.
Sebagai alat negara, menurut Menko Polhukam, TNI dan Polri yang telah disumpah untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, tetap bersatu-padu menghadapi kemungkinan berbagai ancaman yang dapat mengganggu keamanan nasional, persatuan dan kesatuan bangsa.
Menko Polhukam Wiranto mengimbau semua pihak untuk menghargai ajakan para calon presiden dalam Pemilu Serentak Tahun 2019 untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, memelihara perdamaian, serta melarang pendukungnya untuk melakukan aksi-aksi provokasi yang nyata-nyata akan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat serta menghormati proses finalisasi hasil pemilu yang sedang dilakukan KPU.
Ia juga mengingatkan kepada segenap masyarakat untuk tetap tenang, tidak melakukan tindakan anarkis yang melanggar hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sambil menunggu hasil resmi perhitungan suara oleh KPU.
“TNI dan Polri akan bertindak tegas untuk menindak dan menetralisir berbagai aksi yang nyata-nyata akan mengganggu ketertiban dan keamanan nasional serta keutuhan bangsa dan negara,” Wiranto menegaskan.
Tampak hadir dalam rapat tersebut antara lain Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Jaksa Agung Prasetyo SH, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly, dan Mendagri Tjahjo Kumolo.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...