Pasca Ditumbangkan Indonesia, Ganda Putri India Protes Menteri
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM – Ganda putri andalan bulu tangkis India, Jwala Gupta dan Ashwini Ponnappa mengaku kesal kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga India, kekecewaan yang dia tumpahkan setelah ditumbangkan pasangan Indonesia Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari pada kejuaraan Maybank Malaysia Open 2015.
“Saya baru membaca surat kabar tadi pagi, dan menyebut nama kami tidak ada dalam prioritas TOP (Target Olympic Podium, Pelatnas Olahraga India persiapan Olimpiade 2016) dari Kementerian Pemuda, padahal kami berharap penuh pemerintah India, ternyata lemah sekali dukungannya. Padahal kami memilki segudang pengalaman, sekarang kami harus bagaimana untuk memotivasi diri lagi kalau pemerintah tidak support kami,” kata Jwala seperti tertuang indianexpress.com, Kamis (2/4) seusai ditumbangkan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dengan rubber set , 21-23, 21-8 dan 21-17 pada laga yang berlangsung di Stadion Putra, Kompleks Olahraga Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia.
Jwala Gutta dan Ashwini Ponnappa merupakan peraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada 2011. Pada Pesta Olahraga negara-negara persemakmuran (Commonwealth Games) 2014 lalu ganda putri peringkat ke-19 BWF ini menyumbangkan medali perak bagi India.
Menurut indianexpress.com, para atlet yang masuk kategori TOP dilihat dari performa di lapangan, dan peringkat yang diraih atlet dari cabang olahraga yang bersangkutan.
Baru-baru ini IIFCL (Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur) berniat memberi kelengkapan peralatan olahraga dan dana bagi para atlet yang ikut pelatihan. Para pebulu tangkis India yang diikutsertakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga dari cabang bulu tangkis antara lain Saina Nehwal, Kidambi Srikanth, Parupalli Kashyap, HS Prannoy, RMV Gurusaidutt, dan PV Sindhu.
“Saya jelas kecewa tidak diperhitungkan untuk Olimpiade (akan digelar pada 2016) dengan perjuangan yang kami lakukan selama ini,” Jwala menambahkan.
Jwala lahir pada 7 September 1983 di Wardha, Maharashtra dan dibesarkan di Hyderabad, Telangana, India. “Kami telah berjuang begitu banyak di nomor ganda putri ini, bahkan setelah kinerja yang tidak pernah diharapkan tapi terus menerus menghasilkan medali, nah, sekarang saya harus tanya bagaimana pemerintah bersikap? Bagaimana lagi kami memotivasi diri? " kata Jwala.
Ashwini Ponnappa lahir pada 18 September 1989 adalah seorang pebulu tangkis, bersama dengan Jwala dia pernah mewakili India di sirkuit bulutangkis internasional baik di ganda putri dan campuran. Berbagai media olahraga India menyebut mereka partner yang sukses karena telah memenangkan banyak medali di event internasional seperti medali perunggu di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2014 di Incheon, Korea Selatan beberapa waktu lalu, dan medali perunggu pada Piala Uber 2014.
“Sekarang kami menargetkan untuk memenuhi syarat untuk Olimpiade, yang saya tahu banyak orang tidak menyadari betapa sulitnya bermain dalam nomor ganda, "kata Ashwini.
Ashwini menceritakan bahwa saat meraih medali emas pada Pesta Olahraga Persemakmuran yang digelar 2010 di New Delhi mereka gembira bukan kepalang, karena saat itu Ashwini dan Jwala meraih sebuah medali yang dia cita-citakan.
“Hanya perasaan seorang atlet yang sedang bersedih dan lelah mencoba memotivasi diri sendiri, dan lagi terlepas dari sistem terhadap kami, "kata Jwala.
Terlepas dari masalah Jwala dan Ashwini, para pebulu tangkis India yang masih bertahan di Maybank Malaysia Open antara lain, Saina Nehwal yang mencapai perempat final tunggal putri, pada tunggal putra Kidambi Srikanth, HS Prannoy dan Parupalli Kashyap tersingkir di babak kedua.
Peraih medali perunggu Olimpiade dan unggulan ketiga Saina mencatat 21-13, 21-9 menang lancar dalam 30 menit melawan tunggal putri Tiongkok, Xue Yao di babak kedua.
Efek Kemenangan Bagi Indonesia
Bagi Greysia dan Nitya, menurut badmintondindonesia.org, Kamis (2/4) kemenangan atas ganda putri India tersebut sekaligus membalas pertemuan mereka saat di Piala Uber 2014 lalu. Dimana Greysia/Nitya harus kalah 18-21 dan 18-21.
Sayang kemenangan Greysia/Nitya tak bisa diikuti tiga pasangan lainnya. Gebby Ristiyani Imawan/Tiara Rosalia Nuraidah, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi dan Pia Zebadiah Bernadet/Rizki Amelia Pradipta harus kalah lebih awal.
Gebby/Tiara kalah dari pasangan Tiongkok, Ou Dongni/Xiaohan Yu, 19-21 dan 21-15. Nasib serupa dialami Pia/Rizki yang tunduk atas pasangan Tiongkok lainnya, Hua Xia/Tian Qing dengan skor 15-21 dan 13-21.
Sementara Anggia/Ketut harus kalah dari wakil tuan rumah, Vivian Kah Mun Hoo/Khe Wei Woon. Kalah jauh 9-21 di game pertama, Anggia/Ketut membuka peluang dengan kemenangan 21-18 di game kedua. Namun akhirnya Anggia/Ketut gagal memanfaatkan kesempatan hingga akhirnya kalah 18-21. (badmintonindonesia.org/indianexpress.com/business-standard.com).
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...