Pasca Teror Sydney, Muslim RI di Australia Merasa Terancam
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Seorang umat Muslim Indonesia di Australia mengaku khawatir kaum Muslim Indonesia akan menjadi sasaran kecaman, pasca penyanderaan yang berlangsung di sebuah kafe di Sydney, hari ini.
Setelah foto bendera syahadat terpampang di jendela kafe tempat penyanderaan menyebar di media sosial, Citra Rizal --perempuan Indonesia yang berjilbab-- mengaku risau akan kecaman yang dilontarkan warga Australia seiring dengan insiden penyanderaan tersebut.
“Yang kami takutkan adalah kami makin menjadi target kecaman, apalagi saya yang berjilbab. Kami dikata-katai, kadang diteriaki di jalan, ‘Go back to your country!’. Menurut mereka, kami tidak pantas berada di sini,” kata Citra kepada BBC Indonesia.
Senin pagi sejumlah orang disandera oleh pelaku bersenjata di kafe Lindt di jantung kota Sydney. Menurut laporan media Australia, pelaku menempelkan bendera warna hitam bertuliskan kalimat Syahadat di jendela kafe.
Komisaris Polisi Andrew Scipione mengatakan pelaku penyanderaan diperkirakan lebih dari satu orang dan sampai saat ini belum bisa memastikan apakah itu berkaitan dengan rencana serangan teroris di Australia.
Kepala Eksekutif kafe Lindt, Steve Loane mengatakan sekitar 10 orang staf dan sekitar 30 pelanggan berada di dalam kafe tersebut ketika insiden terjadi.
Lima orang berhasil keluar dari tempat penyanderaan dan wajah mereka memperlihatkan kelegaan begitu sampai di tempat yang ada polisinya, namun belum jelas apakah mereka melarikan diri atau dibebaskan.
Para pemimpin Muslim Australia, mengecam aksi pria bersenjata tersebut. Dewan Imam Nasional Australia, Imam Ibrahim Abu Mohamed mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka, "mengutuk serangan kriminal ini dan menegaskan bahwa tindakan tersebut sebagian atau seluruhnya tercela menurut Islam," sebagaimana dilansir oleh latimes.com.
Pemimpin Muslim di Sydney, Hamid Hadi, mengatakan hal senada. "Masyarakat Islam tidak mengerti mengapa dia menggunakan bendera itu untuk bertindak, dan apa yang membawa dia untuk melakukan tindakan seperti itu. Kami tidak tahu apa jawabannya dan apa motivasinya,” kata dia kepada The Times.
"Kata Islam secara harfiah berarti damai. Pesan Islam hanya damai. Setiap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh setiap individu menggunakan Islam sebagai pembenaran mereka, dikutuk."
Editor : Eben Ezer Siadari
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...