Pasien HIV Hadapi Kekurangan Obat di Ukraina Timur
VANCOUVER, SATUHARAPAN – “Sekitar 8.000 orang penderita HIV di Ukraina timur, menghadapi kekurangan obat yang sangat akut dan suplai mereka akan habis pada pertengahan Agustus kecuali jika blokade dicabut, “ kata utusan AIDS PBB memperingatkan.
Berbicara kepada AFP menjelang konferensi International AIDS Society (IAS), yang dibuka Minggu (19/7), Michel Kazatchkine mengimbau negara-negara besar untuk melakukan intervensi secepatnya.
“Saya mengimbau Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Ukraina dan Rusia untuk melakukan sesuatu,” kata Kazatchkine, utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk AIDS di Eropa Timur dan Asia Tengah.
Dia mengatakan, 8.000 pasien “terperangkap dalam baku tembak antara pemerintah Ukraina dan pejuang yang didukung Rusia” karena mereka membutuhkan pengobatan antiretroviral dan opioid, yang saat ini diblokir di pos pemeriksaan perbatasan.
Krisis ini berpusat di wilayah Donetsk dan Lugansk yang sebagian besar berbahasa Rusia.
“Wilayah tersebut pernah menampung 25 persen penduduk Ukraina yang positif terkena HIV, namun ribuan di antaranya sudah siap melarikan diri, “ kata Kazatchkine.
Dia mengatakan, seluruh perawatan yang sudah dibayar, dan kelompok dokter tanpa batas (Doctors Without Borders) telah berjanji untuk menyampaikan dan mengawasi pengobatan
Delapan ribu orang tersebut adalah, pecandu narkoba suntikan yang sedang diobati dengan terapi substitusi opioid (OST), dan mereka yang juga memakai obat antiretroviral untuk menjaga infeksi HIV tetap berada di bawah kontrol.(AFP/Ant/ thesundaily.my)
Editor : Eben E. Siadari
Pengungsi Palestina Kembali ke Kamp Yarmouk, Suriah Pasca Tu...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kamp pengungsi Yarmouk di luar Damaskus dianggap sebagai ibu kota diaspora...