Pastor Prancis Diculik di Kamerun
KAMERUN, SATUHARAPAN.COM – Menteri Luar Negeri Prancis menyatakan bahwa seorang pastor Prancis telah diculik di Kamerun Utara dekat perbatasan dengan Nigeria. Georges Vandenbeusch dilaporkan diculik pada hari Kamis (14/11) dekat Koza sekitar 30 km dari perbatasan.
Sekitar 15 orang bersenjata menyerbu masuk ke kompleks dimana imam Nguetchewe bekerja, kata uskup.
Kelompok militan Islam Nigeria yang baru saja oleh AS dimasukkan dalam daftar teroris, Boko Haram, diketahui selama ini beroperasi di daerah tersebut.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah Kamerun untuk mengamankan pembebasannya,” kata seorang pejabat Prancis.
Area Berbahaya
Paus Fransiskus menyatakan bahwa ia telah memperingatkan orang-orang bahwa daerah itu berbahaya, tetapi Pastor yang berusia 42 tahun itu memilih untuk tetap di paroki melaksanakan pekerjaanNya.
Monseigneur Gerard Daucourt, uskup Paris yang bertanggung jawab untuk Vandenbeusch mengatakan bahwa koper imam itu ditemukan di jalan menuju Nigeria dengan hanya ada cek di dalamnya.
Seorang juru bicara pemerintah Kamerun, Issa Tchiroma Bakary mengatakan bahwa para pejabat takut jika pastor itu sudah dibawa keluar dari negara itu.
Pejabat Kamerun mengatakan ia mungkin telah ditargetkan oleh Boko Haram.
Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan, “Semuanya akan dilakukan” untuk membebaskan pastor itu.
Hollande juga mendesak warga Prancis untuk tidak menempatkan diri mereka dalam bahaya.
Bukan Pertama Kalinya
Awal tahun ini, tujuh warga Prancis –empat dari mereka adalah anak-anak- diculik oleh militan Islam dan disandera selama dua bulan.
Keluarga Moulin-Fournier pertama kali diculik di dekat Waza utara Taman Nasional Kamerun, yang terletak hanya beberapa kilometer dari perbatasan Nigeria pada bulan Februari. Mereka dibawa melintasi perbatasan ke negara tetangga Nigeria.
Boko Haram telah menerima lebih dari US$3 juta (Rp 37 miliar) sebelum melepaskan keluarga itu.
Laporan dari kantor berita Reuters tidak mengatakan siapa yang membayar uang tebusan tersebut.
Prancis dan Kamerun membantah membayar uang tebusan sementara Nigeria belum mengomentari masalah ini. (bbc.co.uk)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...