Pasukan Irak Masuki Jalan-Jalan Mosul

Seorang gadis cilik memegang bendera putih diikuti kawanan domba di Desa Gogjali, pinggiran timur Mosul, seiring dengan mengungsinya warga dari daerah itu saat berlangsungnya operasi pembebasan Kota Mosul dari tangan ISIS oleh pasukan Irak, 4 November 2016. Pasukan elite Irak berhasil memasuki jalanan Mosul pada Jumat meski menghadapi perlawanan sengit dari ekstremis, kata seorang komandan militer. BULENT KILIC/AFP

Pasukan Irak berpose dengan bendera ISIS saat mereka berhasil memasuki Desa Gogjali, bebera ratus meter sebelah timur Mosul, 2 November 2016, saat pertempuran antara pasukan Irak dan ISIS terus berlanjut dalam operasi pembebesan Mosul dari tangan kelompok ekstremis tersebut. BULENT KILIC / AFP

MOSUL, SATUHARAPAN.COM - Pasukan elite Irak menerobos masuk ke jalan-jalan Mosul pada Jumat (4/11), menghadapi perlawanan keras dari para pejuang ekstremis yang sudah menguasai kota tersebut selama lebih dari dua tahun, kata seorang komandan.

Tentara dari Badan Penanggulangan Terorisme (Counter-Terrorism Service/CTS) berusaha masuk ke daerah timur Al-Karama, tempat mereka menghadapi serangan bom dan tembakan bertubi-tubi dari pejuang kelompok ISIS, kata perwira senior CTS Muntathar Salem.

Seorang wartawan AFP yang ditugaskan bersama CTS di sebuah pemakaman di pintu masuk timur Kota Mosul melihat buldoser dan sejumlah kendaraan lapis baja lainnya bergerak ke Al-Karama.

Tembakan berlangsung terus-menerus dan laporan dari front yang mendukung radio CTS mengatakan ISIS memasang rintangan dan memasang bom di sepanjang jalan untuk memperlambat gerakan mereka.

Serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat melonjak selama dua hari terakhir untuk mempersiapkan kemajuan mereka, serangan signifikan pertama ke Mosul sejak ISIS menyerbu kota itu pada Juni 2014.

Baik CTS dan berbagai unit tentara yang dikerahkan lebih jauh ke selatan sudah menyeberangi batas kota pada awal pekan ini tapi mereka menahan diri untuk memasuki daerah itu.

Diperkirakan 3.000 sampai 5.000 pejuang ISIS tersebar di kota yang luas tersebut, kota terbesar kedua Irak, tempat lebih dari satu juta warga sipil diyakini terperangkap.

Editor : Sotyati