Pasukan Korea Utara di Rusia Kemungkinan Menuju Garis Depan Perang
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Beberapa pejabat tinggi militer Korea Utara dan pasukan yang dikerahkan ke Rusia untuk perang di Ukraina mungkin akan pindah ke garis depan, kata anggota parlemen Korea Selatan pada hari Selasa (29/10) setelah diberi pengarahan oleh badan mata-mata negara tersebut.
Para anggota parlemen tidak memberikan jadwal apa pun, tetapi komentar tersebut muncul saat NATO mengonfirmasi pengiriman pasukan Pyongyang ke Rusia, dan mengatakan bahwa unit militer telah dikerahkan ke wilayah Kursk Rusia di perbatasan dengan Ukraina.
Militer di Rusia tengah berupaya mengajarkan terminologi militer kepada Korea Utara, kata Lee Seong-kweun, anggota komite intelijen parlemen, dalam jumpa pers, mengutip penilaian badan intelijen tersebut.
"Militer Rusia mengajarkan sekitar 100 istilah militer Rusia kepada militer Korea Utara seperti 'kembali ke posisi Anda,' 'tembak' dan 'luncurkan'...tetapi militer Korea Utara kesulitan (untuk memahami)," imbuh Lee, yang mengatakan badan mata-mata tersebut tidak yakin apakah masalah komunikasi akan terselesaikan.
Korea Utara juga siap meluncurkan satelit pengintaian militer lainnya dengan bantuan dukungan teknologi dari Moskow, kata anggota parlemen, Park Sun-won, mengutip Badan Intelijen Nasional Korea Selatan.
Pyongyang telah berjanji untuk meluncurkan lebih banyak satelit mata-mata meskipun upaya terakhirnya gagal awal tahun ini ketika meledak beberapa menit setelah lepas landas.
Badan mata-mata tersebut memantau dengan saksama aktivitas Korea Utara termasuk kemungkinan Pyongyang melakukan uji coba nuklir ketujuh setelah pemilihan presiden Amerika Serikat pada 5 November, kata Park.
Korea Utara juga telah mengirim sekitar 4.000 pekerja ke Rusia tahun ini, menurut anggota parlemen yang menghadiri sidang komite intelijen parlemen.
Kim Ju Ae, putri pemimpin Kim Jong Un, telah melihat statusnya sebagian dinaikkan dan sedang dibimbing oleh Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara yang berkuasa, kata anggota parlemen.
Kim Jong Un, yang telah membuat lebih banyak penampilan publik tahun ini, juga meningkatkan keamanan di sekitarnya karena kekhawatiran tentang kemungkinan upaya pembunuhan, menurut anggota parlemen.
Rezim Korea Utara juga mengambil langkah-langkah yang bertujuan untuk menopang kepemimpinan Kim, termasuk memastikan personel yang dikirim ke luar negeri mempelajari pemikirannya dan membantu membangun identitas yang terpisah dari pendahulunya Kim Il Sung dan Kim Jong Il, kata anggota parlemen.
Dinasti keluarga Kim yang telah memerintah Korea Utara sejak didirikan setelah Perang Dunia Kedua telah berusaha untuk memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan dengan membangun kultus kepribadian di sekelilingnya.
Media pemerintah Korea Utara sebelumnya telah merilis foto-foto yang menunjukkan potret pemimpin Kim yang tergantung di samping ayah dan kakeknya awal tahun ini dalam upaya yang jelas untuk memperkuat statusnya sebagai pemimpin yang setara dengan para leluhurnya. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Jepang Bahas Rudal Korut
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengumumkan bahwa Dewan Keamanan Nasi...