Pasukan PBB Didukung 125.000 Personil
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Pasukan penjaga perdamaian PBB dewasa ini menghadapui skala tugas yang besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pasukan PBB yang dikenal dengan pasukan topi baja (helm) biru itu mengerahkan kekuatan hingga 125.000 tentara dan polisi, dan menjalankan 16 operasi di empat benua.
Hal itu terungkap dalam Konferensi Tinfgkat Tinggi (KTT) ‘’Peacekeeping’’ pada hari Senin (28/9) dengan dihadiri wakil dari 50 negara di markas besar PBB di New York. Presiden Amerika Serikat, Barach Obama memimpin KTT tersebut.
KTT itu untuk membangun komitmen baru dan memperkuat kemampuan pasukan PBB menghadapi tuntutan untuk menjaga perdamaian pada skala yan belum pernah terjadi, seperti dikatakan Sekjen PBB< Ban-Ki-moon.
"Kami di sini bersama-sama untuk memperkuat PBB penjaga perdamaian dengan cara yang konkret dan bermakna," kata Ban.
Menurut Ban, lebih dari 120 negara saat ini memberikan kontribusi tenaga dalam mandat untuk melucuti, demobilisasi dan integrasi kembali mantan kombatan di daerah konflik. Pasukan penjaga perdamaian PBB juga bertugas untuk memperkuat supremasi hukum dan lembaga keamanan, serta memajukan hak asasi manusia.
"Angka-angka ini menunjukkan nilai perdamaian itu," katanya, "tapi juga merupakan tanda masalah yang belipat ganda."
Di masa depan pasukan penjaga perdamaian PBB sperlu kemampuan "untuk bertindak segera, berani dan kolektif." Untuk itu perlu memiliki kemampuan militer yang efektif, personil polisi yang berkualitas, termasuk petugas perempuan dalam jumlah lebih banyak, dan siaga.
Kekuatan dan misi perdamaian Pasukan Penjaga Perdamaian PBB. (Grafis dari un.org)
Perlu Reformasi
Sementara itu, Barack Obama menyampaikan perlunya reformasi pada pasukan penjaga perdamaian PBB. "Hal ini bukan kita lakukan untuk orang lain; ini adalah sesuatu yang kita lakukan secara kolektif karena keamanan kolektif kita bergantung pada hal itu," kata Obama.
Di menyebutkan, tahun-tahun mendatang, ketika konflik muncul, panggilan bagi pria dan wanita dengan helm biru untuk segera pergi untuk memulihkan ketenangan, dan untuk menjaga perdamaian, dan untuk menyelamatkan nyawa.
Dan ketika mereka berangkat, keberhasilan mereka dan kehidupan mereka akan bergantung pada apakah mereka memiliki pelatihan dan kekuatan , serta kemampuan dengan dukungan global yang mereka butuhkan untuk misi yang berhasil, kata dia. (un.org)
Serah Terima MPH-PGI, Pdt. Jacky Manuputty: “Kami Akan Mel...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Tongkat estafet kepemimpinan bahtera oikoumene resmi beralih dari MPH-PGI p...