Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:15 WIB | Selasa, 07 Januari 2025

Pasukan Suriah Gelar Operasi Keamanan di Homs, Menargetkan Penjahat Perang

Pejuang badan penguasa Suriah berpatroli di jalan-jalan di Homs, Suriah, 26 Desember 2024. (Foto: Reuters)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COMN-Pasukan keamanan Suriah tengah menggelar operasi di kota Homs, media pemerintah melaporkan pada hari Kamis (2/1), dengan sebuah pemantau mengatakan operasi tersebut menyasar dua distrik yang merupakan tempat tinggal minoritas Alawite dari presiden terguling Bashar al Assad.

“Kementerian Dalam Negeri, bekerja sama dengan Departemen Operasi Militer, memulai operasi penyisiran skala besar di lingkungan kota Homs,” kantor berita negara SANA mengatakan mengutip seorang pejabat keamanan.

Kantor berita tersebut mengatakan targetnya adalah “penjahat perang dan mereka yang terlibat dalam kejahatan yang menolak menyerahkan senjata mereka dan pergi ke pusat-pusat permukiman” tetapi juga “amunisi dan senjata tersembunyi.”

SANA kemudian mengutip seorang pejabat militer yang mengatakan bahwa pihak berwenang telah diberitahu beberapa pekan lalu bahwa “sisa-sisa milisi al Assad” masih berada di beberapa bagian Homs.

Sejak pasukan oposisi menggulingkan al Assad bulan lalu, pemerintah transisi telah mendaftarkan mantan wajib militer dan tentara serta meminta mereka untuk menyerahkan senjata mereka.

Pihak berwenang telah mengirim pasukan dan "pasukan lapis baja" untuk mencari "mereka yang menolak menyelesaikan urusan mereka dan menyerahkan senjata" di Homs, kata SANA.

Mereka juga telah memberlakukan jam malam di beberapa bagian kota. "Kementerian Dalam Negeri mengimbau penduduk lingkungan Wadi al-Dhahab (dan) Akrama untuk tidak turun ke jalan, tetap di rumah, dan bekerja sama sepenuhnya dengan pasukan kami," kata SANA.

Rami Abdel Rahman, yang mengepalai pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, mengatakan kepada AFP bahwa dua distrik Homs, Wadi al-Dhahab dan Akrama, mayoritas dihuni oleh Alawite – komunitas asal al-Assad.

“Kampanye yang sedang berlangsung ini bertujuan untuk mencari mantan Shabiha dan mereka yang mengorganisasi atau berpartisipasi dalam demonstrasi Alawite pekan lalu, yang dianggap pemerintah sebagai hasutan terhadap” otoritasnya, katanya.

Shabiha adalah milisi pro pemerintah terkenal yang membantu menghancurkan perbedaan pendapat di bawah alAssad.

Pada tanggal 25 Desember, ribuan orang berunjuk rasa di beberapa wilayah Suriah setelah beredarnya video yang menunjukkan serangan terhadap kuil Alawite di utara negara itu.

AFP tidak dapat memverifikasi rekaman atau tanggal insiden secara independen, tetapi kementerian dalam negeri mengatakan video itu “lama dan berasal dari masa pembebasan” Aleppo pada bulan Desember.

Alawite takut akan reaksi keras terhadap komunitas mereka baik sebagai minoritas agama maupun karena hubungannya yang lama dengan keluarga al Assad.

Sejak merebut kekuasaan, kepemimpinan baru Suriah telah berulang kali mencoba meyakinkan kaum minoritas bahwa mereka tidak akan disakiti.

Minggu lalu, pasukan keamanan melancarkan operasi terhadap pejuang pro Assad di provinsi barat Tartus, di jantung wilayah Alawite, kata media pemerintah, sehari setelah 14 personel keamanan dari otoritas baru dan tiga orang bersenjata tewas dalam bentrokan di sana. (SANA/AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home