Pasukan Ukraina Memperkuat Posisi di Wilayah Kursk, Rusia
Rusia sebut Ukraina berencana membangun pembangkit nuklir Kursk sebagai provokasi.
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pada hari Sabtu (17/8) bahwa pasukannya "memperkuat" posisi mereka di wilayah Kursk, Rusia, tempat Kiev melancarkan serangan darat besar-besaran.
Komentarnya muncul sehari setelah pejabat Rusia menuduh Ukraina menghancurkan jembatan utama di seberang sungai Seym yang membelah wilayah perbatasan, karena Kiev berupaya mengganggu pergerakan pasukan Moskow di wilayah tersebut.
Kepala Angkatan Darat Ukraina, Oleksandr Syrsky, "melaporkan tentang penguatan posisi pasukan kami di wilayah Kursk dan perluasan wilayah yang stabil", kata Zelenskyy dalam sebuah posting di Telegram.
"Sampai pagi ini, kami telah mengisi kembali dana pertukaran untuk negara kami," kata Zelenskyy, merujuk pada tentara Rusia yang ditangkap Ukraina untuk digunakan dalam pertukaran tahanan di masa mendatang.
“Saya berterima kasih kepada semua prajurit dan komandan yang menahan prajurit Rusia sebagai tawanan dan dengan demikian mempercepat pembebasan prajurit dan warga sipil kami yang ditahan Rusia,” kata Zelenskyy.
Tentara Ukraina melancarkan serangan mendadak ke Rusia pada 6 Agustus, dengan klaim telah merebut beberapa lusin desa dalam serangan lintas batas terbesar di tanah Rusia sejak Perang Dunia II.
Zelenskyy secara terpisah mengatakan situasi di garis depan timur dekat kota Pokrovsk dan Toretsk “terkendali,” setelah Rusia melaporkan telah melakukan serangkaian serangan ke arah mereka dalam beberapa minggu terakhir.
“(Ada) lusinan serangan Rusia terhadap posisi kami selama sehari terakhir. Namun, prajurit dan unit kami melakukan segalanya untuk menghancurkan penjajah dan menangkis serangan,” kata Zelenskyy.
Dituduh Akan Menyerang Pabrik Nuklir
Rusia menuduh Ukraina pada hari Sabtu berencana untuk menyerang pabrik nuklir di wilayah Kursk yang telah dimasuki pasukan Presiden Volodymyr Zelenskyy dan menyalahkan "provokasi" tersebut pada Moskow, kata kantor berita Interfax.
Kiev membantahnya sebagai propaganda "gila".
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan akan ada tanggapan keras terhadap setiap serangan terhadap pembangkit listrik Kursk, yang masih berada di bawah kendalinya, Interfax melaporkan. Tidak ada bukti yang diberikan atas tuduhannya terhadap Ukraina, tetapi disebutkan bahwa sebagian besar wilayah di sekitarnya mungkin terkontaminasi oleh serangan.
"Kami melihat lonjakan propaganda Rusia yang gila-gilaan tentang dugaan rencana Ukraina untuk menggunakan 'bom kotor' atau menyerang pabrik nuklir. Kami secara resmi membantah klaim palsu ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, di X.
"Ukraina tidak memiliki niat atau kemampuan untuk mengambil tindakan seperti itu."
Perusahaan nuklir negara Rusia, Rosatom, yang juga mengelola pabrik Zaporizhzhia di Ukraina yang dikendalikan oleh Rusia, juga menuduh Kiev mengancam keamanan kedua pabrik tersebut, kata kantor berita RIA Novosti, tanpa memberikan bukti apa pun.
Pimpinan Rosatom, Alexei Likhachev, membahas situasi tersebut dengan pimpinan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, melalui telepon dan mengundangnya untuk mengunjungi pabrik Kursk, RIA Novosti menambahkan.
Rusia dan Ukraina telah berulang kali saling menuduh mencoba menyabotase operasi pabrik Zaporizhzhia, yang terbesar di Eropa, di Ukraina tenggara.
Dimatikan tetapi membutuhkan daya eksternal untuk menjaga material nuklirnya tetap dingin dan mencegah kehancuran. (AFP/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...