Paus Bela Uskup Cile yang Dituduh Tutupi Pelecehan Seksual
CILE, SATUHARAPAN.COM - Paus Fransiskus menuduh para korban seorang pastor pedofil di Cile telah memfitnah seorang uskup yang mereka katakan melindungi pelaku pelecehan.
Berbicara kepada wartawan hari Kamis (18/1) sebelum meninggalkan Cile menuju Peru, Paus Fransiskus mengatakan sebelum melihat bukti bahwa Uskup Juan Barros terlibat dalam upaya menutup-nutupi kejahatan seksual yang dilakukan pastor Fernando Karadima, semua tuduhan semacam itu terhadap Barros adalah fitnah.
“Pada hari mereka membawa bukti yang memberatkan Uskup Barros, maka saya akan berbicara,” kata Paus Fransiskus menanggapi pertanyaan wartawan mengenai Barros sebelum memimpin misa di tempat terbuka di kota Iquique, Cile Utara.
Pernyataan Paus itu melemahkan upayanya untuk merehabilitasi reputasi Gereja Katolik sewaktu mengunjungi Amerika Selatan serta mengejutkan rakyat Cile, dan langsung menimbulkan kemarahan dari para korban serta pengacara mereka.
Mereka menyatakan para penuduh dianggap cukup kredibel oleh Vatikan sehingga Karadima dihukum seumur hidup untuk “menebus dosa dan berdoa” atas kejahatan-kejahatannya pada tahun 2011.
Seorang hakim Cile juga menyatakan para korban patut dipercaya, seraya menyatakan meskipun ia harus membatalkan tuntutan pidana terhadap Karadima karena kejadian itu telah lama berlalu, bukti-bukti kejahatannya mencukupi.
Banyak warga Cile yang masih marah atas keputusan Paus pada tahun 2015 untuk mengangkat Barros, anak didik Karadima, sebagai uskup kota Osorno, Cile Selatan.
Pengangkatan yang kontroversial itu telah memecah belah umat, sementara Barros membantah mengetahui pelecehan yang dilakukan Karadima. Kelompok-kelompok Katolik setempat di Osorno menuntut agar Paus Fransiskus memecat Barros.
Tetapi kemarahan itu tidak menghentikan dukungan kuat dari Paus terhadap uskup berusia 61 tahun itu.
Salah seorang korban Karadima, Juan Carlos Cruz, mengatakan Barros adalah “seorang pembohong, penjahat, yang mengalami amnesia setelah menutup-nutupi Karadima. Ia telah menutup-nutupi pelecehan yang dilakukan dan seharusnya dipenjarakan atau setidaknya dipecat.”
Kehadiran Barros, yang mengikuti misa bersama ratusan uskup dan rohaniwan lainnya, tampak menyolok pada dua misa terdahulu di tempat terbuka yang diselenggarakan Paus dan dalam pertemuannya dengan para pendeta di katedral Santiago. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...