Paus Dijadwalkan Hadiri Pertemuan Lutheran-Katolik di Swedia
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus dijadwalkan menghadiri pertemuan Gereja Katolik dan Gereja Lutheran di Lund, Swedia pada akhir Oktober untuk menandai bagian awal peringatan bersama ulang tahun 500 Reformasi Lutheran-Katolik.
Menurut Radio Vatican, hari Jumat (9/9) Paus Fransiskus dijadwalkan berangkat dari Bandar Udara (Bandara) Fiumicino, Roma, Italia, hari Senin 31 Oktober pukul 08.20 pagi hari waktu setempat, dan tiba di kota di sebelah selatan Swedia, Malmo, pukul 11.00 waktu setempat.
Kemudian dari kota tersebut, Paus akan melakukan perjalanan ke Lund. Menurut Google Maps, Malmo merupakan kota yang terletak di Swedia bagian selatan, sementara Lund terletak 18,9 kilometer di sebelah utara Malmo.
Paus Fransiskus direncanakan menerima kunjungan kehormatan keluarga kerajaan Swedia di Lund, sebelum memimpin doa ekumenis dengan para pemimpin Gereja Lutheran di katedral kota tersebut.
Pada sore hari Paus akan ambil bagian dalam acara ekumenis kedua di Malmo dan bertemu dengan delegasi dari denominasi gereja yang berbeda. Keesokan harinya, Selasa 1 November, Paus akan memimpin misa di Malmo untuk komunitas Katolik Swedia sebelum kembali ke Vatikan.
Beberapa bulan yang lalu, menurut Catholic Herald Online, yang memuat siaran pers bersama yang dikeluarkan “Pontifical Council for Promoting Christian Unity” atau Dewan Kepausan untuk Persatuan Umat Kristen, dan “Lutheran World Federation” (LWF) atau Federasi Lutheran Dunia, Paus Fransiskus akan memimpin peringatan ekumenis di Lund bersama Presiden LWF, Munib Younan, dan Sekretaris Jenderal LWF, Martin Junge.
“Acara ini akan mencakup ibadah umum yang menggunakan liturgi yang dikerjakan bersama oleh Katolik dan Lutheran. Selain itu dalam pokok-pokok doa juga akan menyoroti perkembangan ekumenis antara umat Katolik dan Lutheran selama 50 tahun terakhir,” kata siaran pers.
Presiden Dewan LWF, Kardinal Kurt Koch, mengatakan dengan berkonsentrasi bersama pada sentralitas Yesus Kristus, Gereja Lutheran dan Katolik akan memperingati reformasi tidak hanya dalam cara pragmatis. “Tetapi dalam arti yang mendalam dari iman tentang penyaliban dan kebangkitan Kristus,” kata Koch.
Junge mengatakan ulang tahun ke-500 Reformasi harus menunjukkan semangat ekumenis. “Dengan bekerja menuju rekonsiliasi antara Lutheran dan Katolik, kami bekerja menuju keadilan, perdamaian dan rekonsiliasi di dunia yang terkoyak oleh konflik dan kekerasan,” kata Junge.
Dokumen “Common Prayer” atau Doa Umum, yang telah dirilis pada tanggal 11 Januari, adalah dokumen yang menjadi bahan liturgi dan bersama-sama dikembangkan oleh gugus tugas yang terdiri dari wakil-wakil resmi dari Lutheran dan Katolik.
“Conference of Bishops” atau perhimpunan uskup Katolik sedunia dan uskup dari gereja Lutheran di seluruh dunia diundang untuk menggunakan Doa Umum sebagai bagian dari peringatan lokal ulang tahun Reformasi pada tahun 2017.
Doa tersebut merupakan bahan yang akan disesuaikan dengan tradisi liturgi dan musik lokal dari komunitas Gereja Katolik dan Lutheran.
Awal reformasi ditandai dengan mencuatnya tokoh Kristen, Martin Luther yang mempublikasikan 95 dalil di pintu-pintu gereja pada 31 Oktober 1517. Katolik dan Lutheran telah berkomitmen berdialog 50 tahun terakhir dalam upaya memulihkan persatuan.
“Pontifical Council for Promoting Christian Unity” atau Dewan Kepausan untuk Persatuan Umat Kristen, dan “Lutheran World Federation” (LWF) atau Federasi Lutheran Dunia pada Juni 2013 di Jenewa telah merilis dokumen bersama berjudul, “From Conflict to Communion” atau dari Konflik ke Komuni, yang menguraikan ide untuk peringatan bersama pada tahun 2017.
“Martin Luther tidak berniat mendirikan gereja baru, tetapi merupakan bagian dari keinginan dia yang luas untuk melakukan reformasi dalam banyak bidang,” kata dokumen tersebut.
“Pada 2017, ketika Kristen Lutheran merayakan ulang tahun Reformasi, mereka tidak merayakan pembagian gereja, karena tidak ada orang yang secara teologis bertanggung jawab bila terjadi pembagian Kristen dari satu sama lain,” kata dokumen tersebut.
Dalam pertemuan pada Oktober 2013 yang menghadirkan perwakilan dari Lutheran World Federation dan anggota dialog teologis internasional Katolik-Lutheran, Paus Fransiskus mengatakan peringatan dari awal Reformasi harus berlangsung dalam semangat dialog dan kerendahan hati.
“Katolik dan Lutheran dapat meminta pengampunan atas kerugian yang menyebabkan pelanggaran yang mereka lakukan di hadapan Tuhan,” kata dokumen tersebut.
Paus Fransiskus pernah berkomentar tentang dokumen tersebut dengan mengatakan dia percaya bahwa peringatan tersebut benar-benar penting bagi setiap orang untuk berdialog tentang realitas sejarah Reformasi, tentang konsekuensi Reformasi, dan dampak yang ditimbulkan kepada dunia.
Sementara dialog teologis penting, kata dia, kunci persatuan terletak pada doa dan mencoba untuk lebih dekat mengikuti ajaran Yesus. (radiovaticana.va/catholicherald.co.uk)
Editor : Eben E. Siadari
KPK Tetapkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Tersangka Kasus...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Sekretaris Jenderal PDI Perju...