Paus Fransiskus Doakan Pertemuan Trump-Kim Menuju Perdamaian
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus, Minggu (10/6), menyampaikan harapannya bahwa pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Singapura akan membawa perdamaian di Semenanjung Korea.
"Saya ingin, sekali lagi, menawarkan kepada rakyat Korea tercinta akan pemikiran utama tentang persahabatan dan doa agar pembicaraan pada beberapa hari ke depan di Singapura bisa memberi iuran untuk perkembangan jalan menjamin terciptanya masa depan damai bagi Semenanjung Korea dan seluruh dunia," katanya dalam pidato berkala pada Minggu (10/6).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mendarat di Singapura pada Minggu (10/6) menjelang pertemuan bersejarah dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dalam perundingan untuk menghentikan program nuklir Pyongyang dan mengubah negara miskin di Asia tersebut.
Pokok bahasan pada pertemuan ini adalah program senjata nuklir Korea Utara dan perdamaian di Semenanjung Korea.
Korea Utara menghabiskan puluhan tahun untuk mengembangkan senjata nuklir yang kemudian berpuncak pada uji coba peralatan termonuklir pada tahun lalu. Mereka juga berhasil mencoba rudal yang mampu terbang menyasar daratan Amerika Serikat.
Sejak bermusuhan pada Perang Korea 1950-1953, pemimpin dari kedua negara tidak pernah bertemu atau bahkan berbincang melalui telepon.
Presiden Trump Tiba di Singapura
Sementara itu, Presiden Donald Trump sudah tiba di Singapura untuk menghadiri pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, pertemuan yang dikatakan pemimpin Amerika itu dipandangnya sangat baik.
Setelah turun dari pesawat kepresidenan hari Minggu (10/6), Trump disambut oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan.
Ketika wartawan meneriakkan pertanyaan “apakah pertemuan puncak ini akan berhasil?” dan “bagaimana perasaanmu?” Trump menjawab “sangat baik.”
Dalam menjawab pertanyaan dari VOA News tidak lama sebelum berangkat ke Asia dari pertemuan puncak Kelompok Tujuh di Kanada, Trump mengatakan “saya sangat merasa percaya diri” mengenai pertemuan yang pertama kalinya antara seorang presiden Amerika yang sedang memegang jabatan, dan seorang anggota dinasti keluarga yang telah mempertahankan kekuasaan tangan-besi atas salah satu negara yang paling terkucil di dunia selama tiga generasi.
Trump menambahkan, ia yakin Kim, yang berusia separuh usia presiden Amerika itu, ingin melakukan sesuatu yang sangat baik bagi rakyatnya. Tetapi Trump mengingatkan bahwa Kim “tidak akan pemperoleh kesempatan itu lagi” kalau pembicaraan tidak berjalan dengan baik, dan menyebut kesempatan bagi diplomasi dengan Amerika Serikat ini sebagai “kesempatan satu-satunya”. (Antaranews.com/Voaindonesia.com)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...