Paus Fransiskus Kutuk Praktik Mutilasi Alat Kelamin dan Perdagangan Perempuan
VATICAN CITY, SATUHARAPAN.COM-Paus Fransiskus mengutuk mutilasi alat kelamin perempuan dan perdagangan perempuan untuk prostitusI. Dia menyebut itu sebagai penghinaan martabat perempuan dan mendesak para pejabat untuk melakukan segala kemungkinan untuk mengakhiri keduanya.
“Praktik ini, yang sayangnya umum di berbagai belahan dunia, merendahkan martabat perempuan dan secara serius menyerang integritas fisiknya,” kata Paus Fransiskus, hari Minggu (6/2) ketika berbicara pada Hari Internasional Tanpa Toleransi untuk Mutilasi Alat Kelamin Perempuan (Female Genital Mutilation/ FGM).
Menurut PBB, FGM terkonsentrasi di sekitar 30 negara di Afrika dan Timur Tengah tetapi juga dipraktikkan oleh populasi imigran di tempat lain. Lebih dari empat juta anak perempuan berisiko menjalani FGM tahun ini, kata PBB.
Paus Fransiskus, berbicara kepada para peziarah dan turis di Lapangan Santo Petrus untuk berkat dan pidato mingguannya, mencatat bahwa praktik itu sering dilakukan dalam kondisi yang membahayakan kesehatan seorang gadis.
Dalam seruan terkait, Paus Fransiskus menyerukan lebih banyak upaya untuk menghentikan perdagangan manusia, khususnya perempuan dan anak perempuan untuk prostitusi paksa.
"Ini adalah luka mendalam yang ditimbulkan oleh pencarian keuntungan yang memalukan tanpa menghormati pribadi manusia," katanya menjelang Hari Doa dan Kesadaran Internasional Gereja Katolik Menentang Perdagangan Manusia, pada hari Selasa pekan ini.
"Ada begitu banyak gadis yang kita lihat di jalanan yang tidak bebas. Mereka adalah budak dari pedagang yang mengirim mereka untuk bekerja, dan memukuli mereka jika mereka tidak kembali dengan uang. Ini terjadi hari ini, di kota-kota kita," katanya.
Mereka termasuk Roma di mana pihak berwenang mengatakan geng kriminal memikat perempuan ke Italia dengan janji pekerjaan dan kemudian memaksa mereka menjadi pelacur, mengancam akan membahayakan keluarga mereka di rumah jika mereka melapor ke polisi.
Menyebut FGM dan perdagangan manusia sebagai "luka kemanusiaan," Paus Fransiskus mendesak para pemimpin "untuk bertindak tegas untuk menghentikan eksploitasi serta praktik memalukan yang menimpa semua perempuan dan anak perempuan".
Biarawati Katolik di Roma berada di garis depan memerangi perdagangan perempuan. Pada tahun 2016, Paus Fransiskus mengunjungi rumah persembunyian Roma di mana sebuah badan amal melindungi perempuan yang dibebaskan dari mucikari. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Jaktim Luncurkan Sekolah Online Lansia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur meluncurkan Sekolah Lansia Onl...