Paus Fransiskus Mencium Kaki Pemimpin Sudan Selatan di Retret Ekumenis
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Retret spiritual ekumenis yang dipimpin Uskup Agung Canterbury dan Paus Fransiskus di Vatikan, berakhir kemarin dengan Paus Fransiskus mencium kaki para pemimpin politik Sudan Selatan. Retret dua hari yang belum pernah terjadi sebelumnya diselenggarakan dalam upaya untuk mendukung kesepakatan damai negara itu yang rapuh.
Tindakan kerendahan hati Paus yang belum pernah terjadi sebelumnya, bertujuan untuk mendorong para pemimpin dalam memperkuat proses perdamaian negara Afrika yang goyah.
"Kepada Anda, bertiga, yang telah menandatangani perjanjian perdamaian, saya meminta Anda sebagai saudara: tetaplah dalam damai," kata Paus Fransiskus. “Saya meminta Anda dengan sepenuh hati. Mari kita maju. Akan ada banyak masalah, tetapi masalah itu tidak akan mengalahkan kita. Silakan, maju, dan selesaikan masalah. Anda telah memulai suatu proses. Semoga ini berakhir dengan baik." katanya, seperti dilansir oikoumene.org, pada Selasa (16/4).
“Akan ada pergulatan dan perselisihan di antara Anda, tetapi biarlah ini hanya ada di dalam masyarakat, di dalam kantor, tetapi di depan orang-orang, berpegangan tanganlah, bersatu, sebagai warga negara sederhana, Anda akan menjadi bapak bangsa."
Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, yang menggambarkan retret itu sebagai "mukjizat", mengatakan, "sampai 24 jam sejak permulaan, kita tidak tahu itu akan terjadi. Suasananya luar biasa dan kami hanya melihat tangan Tuhan di dalamnya.”
Militer yang menggulingkan presiden lama Sudan, telah menimbulkan kekhawatiran tentang apakah pergolakan itu akan mengganggu kestabilan upaya-upaya perdamaian Sudan Selatan, yang rapuh setelah lima tahun perang saudara.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...