Paus Fransiskus: Serangan Ekstremis Kegilaan Mematikan
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus pada Senin (9/1) mengecam serangan ekstremis di dunia sebagai “kegilaan mematikan” dan mendesak semua otoritas beragama untuk menegaskan kembali bahwa “siapa pun dilarang membunuh atas nama Tuhan.”
“Itu semua adalah tindakan kejam yang memanfaatkan anak-anak untuk membunuh, seperti di Nigeria, atau menargetkan orang-orang yang sedang berdoa, seperti di Katedral Koptik Kairo, atau turis atau pekerja, seperti di Brussel, atau orang yang kebetulan melintas di jalan seperti di Nice dan Berlin, atau hanya orang-orang yang ingin merayakan tahun baru seperti di Istanbul,” kata Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus (80) juga meminta para pemimpin pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan yang, katanya, bisa membuat fundamentalisme menjamur.
Dalam sebuah pidato di hadapan korps diplomatik Vatikan, sang uskup mengungkapkan kesedihan bahwa agama terkadang masih dipakai “sebagai dalih untuk menolak, marginalisasi dan kekerasan.”
Dia mencontohkan “terorisme yang terinspirasi fundamentalisme” pada 2016 yang memakan korban di Afghanistan, Bangladesh, Belgia, Burkina Faso, Mesir, Prancis, Jerman, Irak, Yordania, Nigeria, Pakistan, Tunisia, Turki dan Amerika Serikat (AS).
“Kita menghadapi kegilaan mematikan yang menyalahgunakan nama Tuhan untuk menyebarkan kematian, untuk memainkan dominasi dan kekuasaan.”
“Oleh karena itu saya memohon semua otoritas beragama untuk bersama-sama menegaskan bahwa siapa pun tidak boleh membunuh atas nama Tuhan. (AFP/Ant)
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...