Paus Menetapkan Antonio Primaldo Sebagai Martir
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM - Paus Fransiskus menetapkan seorang tokoh Italia abad ke-15, Antonio Primaldo, sebagai martir, karena keteguhannya untuk tidak meninggalkan iman dan memilih menghadapi kematian. Hal itu dilakukan pada misa hari Minggu, (12/5) di Vatikan.
"Para martir dengan kesetiaannya, bahkan sampai mati, dalam pewartaan Injil berakar dalam kasih Allah yang telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus," kata Paus seperti diberitakan catholicnewsagency.com, Minggu (12/5).
Dia melihat hidup Primaldo sebagai inspirasi bagi korban penganiayaan yang terjadi pada masa sekarang. "Mari kita mohon pada Tuhan untuk mendukung mereka, orang Kristen yang di saat-saat ini dan di banyak bagian dunia, mengalami kekerasan, dan memberi mereka keberanian dan kesetiaan untuk menanggapi kejahatan dengan kebaikan," kata Paus.
Pada 1480, penguasa Turki memenggal Antonio Primaldo dan ratusan temannya di Otranto, sebuah kota di Italia tenggara, setelah mereka menolak untuk meninggalkan iman mereka.
Paus Fransiskus menyebut kemiripan Antonio Primaldo dengan martir Kristen pertama Stefanus yang dijelaskan dalam Kisah Para Rasul sebagai "seorang yang penuh dengan Roh Kudus."
Dia mengatakan St. Antonio Primaldo dan teman-temannya menemukan kekuatan mereka "dalam iman, yang memungkinkan kita untuk melihat melampaui batas-batas mata manusia, melampaui batas-batas kehidupan duniawi, untuk merenungkan langit terbuka dan Kristus yang hidup di sebelah kanan Bapa."
Selain itu, Paus juga menetapkan dua orang kudus baru lainnya, yaitu orang Colombia pertama yang diangkat sebagai orang suci, Laura di Santa Caterina da Siena Montoya y Upegui, yang disebutnya sebagai "alat evangelisasi."
Paus Fransiskus mengatakan bahwa dia adalah seorang guru yang kemudian menjadi "ibu spiritual dari masyarakat adat." Dia memberi mereka harapan dan menyambut dengan "cinta yang dia pelajari dari Tuhan." Dia membawa mereka kepada Allah dengan cara yang menghormati budaya mereka sendiri.
Paus menggarisbawahi tentang melihat wajah Yesus tercermin dalam cara mengatasi ketidakpedulian dan individualisme. Dia mengajari kita tentang menyambut orang tanpa prasangka atau kendala, dengan cinta, dan memberikan yang terbaik dari diri kita sendiri.
Paus Fransiskus juga meneguhkan Maria Guadalupe García Zavala dari Meksiko yang mendirikan Kongregasi Abdi St Margaret Maria Alacoque. Paus mengatakan, dia menyerah kehidupannya yang nyaman untuk mencintai orang miskin dan orang sakit.
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...