Paus Nobatkan Tujuh Orang sebagai Orang Suci Baru di Vatikan
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus menganugerahi tujuh orang sebagai orang suci baru dalam upacara kanonisasi di Vatikan. Orang-orang kudus yang baru itu termasuk dua tokoh penting gereja yang secara kuat mendukung orang miskin, yaitu Paus Paulus VI dan Uskup Agung Salvador, Romero.
Di depan puluhan ribu jemaat di halaman Santo Petrus, Paus Fransiskus mengangkat tujuh orang menjadi orang suci, termasuk Paus Paulus VI dan Uskup Agung dari Salvador yang dibunuh, Romero. Keduanya merupakan tokoh gereja yang kontroversial semasa hidup mereka.
Permadani besar dengan gambar tujuh orang kudus baru itu dipajang di Basilika Santo Petrus, sebagaimana lazimnya pada upacara kanonisasi. Lima orang kudus baru lainnya, namun kurang dikenal, berasal dari Italia, Jerman, dan Spanyol. Mereka termasuk seorang yatim piatu Italia, yang meninggal karena kanker tulang ketika berusia 19 tahun.
Presiden El-Salvador, Salvador Sanchez Ceren, Presiden Cile Sebastian Pinera, dan Ratu Sofia dari Spanyol menghadiri upacara tersebut.
Paus Paulus VI adalah paus ketiga yang dinyatakan sebagai orang suci oleh Fransiskus sejak ia dipilih pada tahun 2013.
Paus Paulus VI terkenal karena memimpin sesi-sesi terakhir Konsili Vatikan II, pertemuan-pertemuan gereja pada tahun 1960-an yang mereformasi Gereja Katolik dan membukanya ke dunia.
Paus Fransiskus mengatakan, Paulus VI seperti rasul yang membaktikan hidupnya untuk Injil Kristus, mendobrak norma-norma yang lama, dan menjadi saksi dalam proklamasi dan dialog, seorang rasul gereja yang membuka wawasan gereja dan memperhatikan mereka yang terkucilkan dan miskin.
Untuk menunjukkan pentingnya Romero dan Paulus, Paus Fransiskus mengenakan tali sabuk bernoda darah yang dipakai Romero ketika ia dibunuh pada tahun 1980. Paus juga memakai tongkat, jubah, dan cawan yang digunakan Paus Paulus.
Kedua tokoh itu, sangat mempengaruhi Fransiskus dan dia memuji mereka karena keberanian mereka pada masa-masa sulit, dan pengabdian mereka bagi keadilan sosial dan orang miskin.
Romero dibunuh di San Salvador oleh satuan pasukan sayap kanan. Dalam homilinya, Romero sering mengutuk kekerasan, penindasan, dan kemiskinan. Ia menjadi ikon bagi petani Amerika Latin.
Paus Fransiskus dalam homilinya memuji Romero karena tidak memedulikan keselamatan dirinya sendiri dan dekat dengan orang miskin dan umatnya. (Voaindonesia.com)
Editor : Sotyati
Pemberontak Suriah: Kami Tak Mencari Konflik, Israel Tak Pun...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin kelompok pemberontak Islamis Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), ...