Pawai Paskah Kupang Jadi Bahan Refleksi Umat Kristiani
KUPANG, SATUHARAPAN.COM - Pawai Paskah yang digelar setiap tahun di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi suatu moment penting. Namun, Pawai Paskah yang ke-XX ini jangan hanya dijadikan sebagai kegiatan rutinitas setiap tahunnya, tetapi harus dijadikan sebagai bahan refleksi bagi Umat Kristiani.
“Saya minta Umat Kristiani di Kota Kupang jangan hanya jadikan Pawai Paskah ini sebagai kegiatan rutin saja, tapi kalau bisa dijadikan sebagai bahan refleksi,” kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya ketika melepas para peserta Pawai Paskah, Senin (28/3) petang.
Selain itu, Umat Kristiani di Kota Kupang dapat menjadikan Pawai Paskah sebagai ajang silaturahmi untuk menjaga kerukunan antarumat beragama di daerah itu.
Menurut Lebu Raya, Paskah merupakan suatu pengurbanan dengan komitmen menyingkirkan beban dosa. Karena itu masyarakat NTT diminta untuk terbuka dengan pemerintah.
“Pemerintah NTT menginginkan daerah ini maju, salah satunya melalui wujud pembangunan, dan banyak pihak yang ingin membangun NTT melalui investasi, sehingga masyarakat jangan cepat berpikir negatif terhadap para investor yang memiliki rencana pembangunan di NTT,” ia menegaskan.
Gerakan Pemuda Anshor Nahdlatul Ulama Kupang ikut memeriahkan Pawai Paskah Kupang. (Foto: Tribunnews)
Dia mengemukakan, masyarakat NTT tidak boleh berpikir negatif dan apriori, tetapi harus berani membuka diri dalam menerima setiap perubahan positif terhadap pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebu Raya juga meminta agar masyarakat NTT menghindari paham radikal, terorisme, termasuk ISIS dan gerakan lainnya yang sangat merajalela saat ini.
Dia berharap, masyarakat NTT harus tetap menjaga situasi aman dan damai, dan tetap bersatu dalam keberagaman, sehingga akan mampu mengantisipasi setiap konflik.
Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Pendeta Merry Kolimon mengatakan, moment Paskah bukan sekadar perayaan tahunan, tetapi menjadi tahun refleksi bagi umat kristiani untuk membuka lembaran baru.
“Paskah merupakan pertobatan dan penebusan bagi umat manusia, sehingga kita pun harus mampu meninggalkan perbuatan lama, dan memulai hidup baru di dalam Kristus,” katanya.
Menurut dia, Paskah ini lebih memberi makna akan hidup bersatu di tengah keberagaman, saling menghargai dan menghormati antarumat beragama, dan inilah kekuatan besar dalam mewujudkan persatuan bangsa.
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...