PBB Investigasi Kekerasan Seksual di Sudan Selatan
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Khawatir dengan temuan awal atas serangan 11 Juli di sebuah hotel di Juba, Sudan Selatan, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, memutuskan untuk memulai penyelidikan khusus independen untuk mengevaluasi misi PBB di sana.
Pada serangan itu, ditemukan satu warga tewas dan beberapa warga sipil diperkosa oleh orang-orang berseragam pasukan PBB yang dikenal sebagai pasukan helm biru.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan hario Rabu (17/8) oleh juru bicara Sekjen PBB, Ban khawatir dengan temuan awal tim investigasi pencari fakta PBB dalam serangan terhadap Hotel di ibu kota negara itu.
Ban prihatin tentang tuduhan bahwa Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) tidak merespons dengan tepat untuk mencegah hal tersebut dan kasus-kasus berat lainnya dari kekerasan seksual yang dilakukan di Juba.
Pernyataan itu mengatakan bahwa Sekjen PBB memutuskan untuk melancarkan investigasi khusus karena insiden ini, dan tuduhan terkait dan temuan awal oleh UNMISS.
Sekjen PBB menegaskan kemarahannya atas tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pasukan pemerintah dan oposisi di Juba pada 8-11 Juli, di mana banyak penduduk sipil Sudan Selatan dan dua penjaga perdamaian PBB tewas.
"Sekretaris Jenderal mendesak, sekali lagi, Pemerintah Sudan Selatan untuk menyelidiki pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia dan untuk menuntut mereka yang terlibat dalam tindak kekerasan," kata pernyataan itu.
Beberapa misi PBB di Afrika menghadapi tuduhan yang tidak menyenangkan, terutama karena diduga terlibat dalam tindak kekerasan terhadap warga sipil, termasuk perkosaan.
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...