PBB Investigasi Tingginya Korban MERS di Arab Saudi
ARAB SAUDI, SATUHARAPAN.COM - Virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) atau penyakit sindrom pernapasan yang mematikan dan belum ada vaksinnya, telah menyebabkan dua korban di Arab Saudi meninggal, menambah jumlah korban meninggal di negara itu menjadi 385, seperti dilaporkan tim internasional ahli kesehatan yang dikirim untuk meneliti kasus tersebut.
Kabar dari kematian tersebut menjadi topik berita di Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Sabtu (21/2).
MERS, telah menginfeksi 902 orang di negara itu, sejak pertama kali diidentifikasi pada 2012, meskipun 490 orang yang tertular penyakit itu telah dinyatakan pulih.
Sejak awal Februari, ada 57 orang terjangkit MERS di Arab Saudi.
Tim ahli kesehatan PBB, berangkat ke Arab Saudi pada Jumat (20/2), untuk menyelidiki merebaknya kasus tersebut. Seorang juru bicara Tim WHO mengatakan, pada bulan Februari telah terjadi kasus tertinggi sejak virus pertama itu muncul pada manusia.
"Kami semua sangat menyadari lonjakan kasus ini," salah satu dari tim pakar MERS dari WHO, Fadela Chaib, mengatakan kepada Ryad.
"Meskipun ini masih wabah kecil dibandingkan dengan tahun lalu, kita perlu memahami lebih lanjut tentang apa yang terjadi," katanya kepada Reuters.
MERS pertama kali diidentifikasi pada manusia pada tahun 2012, di Arab Saudi.
MERS disebabkan oleh coronavirus dari keluarga yang sama seperti salah satu yang menyebabkan wabah mematikan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang merebak di Tiongkok pada 2003. Studi ilmiah awal menghubungkan virus yang ditemukan di Saudi itu berasal dari unta.
MERS adalah penyakit pernapasan yang dapat menyebabkan pneumonia dan gagal ginjal. Kasus khas MERS dikatakan meliputi demam, batuk, dan sesak napas. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan pernapasan yang membutuhkan ventilasi mekanis, dan perawatan intensif. Empat dari setiap 10 penderita telah MERS meninggal.
Virus menyebabkan penyakit yang lebih parah pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, orang tua dan orang-orang dengan penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, dan penyakit paru-paru kronis. Belum sepenuhnya dapat dipahami bagaimana orang dapat terinfeksi.
Dalam beberapa kasus, virus muncul pada orang yang terinfeksi, kepada orang yang memiliki hubungan yang dekat, misalnya terjadi di antara anggota keluarga, pasien, dan petugas kesehatan. Baru-baru ini, menurut WHO terjadi peningkatan jumlah petugas kesehatan yang telah terinfeksi.
WHO mengkritik Arab Saudi untuk terus memeriksa dan melacak sumber virus MERS dan untuk mengetahui bagaimana penyebarannya.
"Mereka (Pemerintah Saudi) telah membuat kemajuan, tapi ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Chaib.
Pada awal bulan ini, WHO menaruh perhatian terhadap potensi penyebaran virus MERS bagi masyarakat internasional. (rt.com)
Editor : Sotyati
Jaktim Luncurkan Sekolah Online Lansia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur meluncurkan Sekolah Lansia Onl...