PBB: Israel Beri Tahu 1,1 Juta Warga Gaza Harus Direlokasi
430 ribu lebih warga Gaza terpaksa tinggalkan rumah.
PBB, SATUHARAPAN.COM-PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) mengatakan pada Kamis (12/10) malam bahwa mereka telah diberitahu oleh militer Israel bahwa sekitar 1,1 juta warga Palestina di Gaza harus direlokasi ke wilayah selatan dalam waktu 24 jam ke depan.
“Perserikatan Bangsa-bangsa menganggap gerakan seperti itu tidak mungkin terjadi tanpa konsekuensi kemanusiaan yang buruk,” kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan.
“Perserikatan Bangsa-bangsa dengan tegas meminta agar perintah semacam itu, jika memang benar, dibatalkan, untuk menghindari hal yang dapat mengubah situasi yang sudah menjadi tragedi menjadi situasi yang membawa malapetaka,” katanya.
Dujarric mengatakan perintah militer Israel juga berlaku untuk semua staf PBB dan mereka yang berlindung di fasilitas PBB, termasuk sekolah, pusat kesehatan dan klinik.
Lebih dari 423.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Jalur Gaza, kata PBB, menyusul pemboman besar-besaran Israel sebagai pembalasan atas serangan Hamas.
Hingga hari Kamis (12/10) malam, jumlah pengungsi di Gaza bertambah 84.444 orang menjadi 423.378 orang, kata badan kemanusiaan PBB, OCHA, dalam sebuah pernyataan yang dikirim pada hari Jumat (13/10).
Pengumuman itu muncul ketika Israel menggempur Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan mendadak pada hari Sabtu (7/10), yang merupakan serangan paling mematikan sejak negara itu didirikan pada tahun 1948.
Orang-orang bersenjata Hamas menyerbu kota-kota kecil, kibbutzim dan festival musik di gurun pasir, tanpa pandang bulu membunuh lebih dari 1.200 orang dan menyandera sekitar 150 orang di Gaza.
Israel membalas dengan menghujani serangan udara dan artileri di Gaza, daerah kantong berpenduduk padat, 2,3 juta orang, meratakan bangunan dan menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Israel juga telah bersiap menghadapi kemungkinan invasi darat ke wilayah Palestina.
“Pemboman besar-besaran Israel, dari udara, laut dan darat, terus berlanjut hampir tanpa henti,” kata OCHA dalam pembaruannya. “Beberapa bangunan tempat tinggal di daerah padat penduduk telah menjadi sasaran dan dihancurkan selama 24 jam terakhir.”
Dikatakan lebih dari 270.000 orang, dua pertiga dari pengungsi, mencari perlindungan di sekolah-sekolah yang dikelola oleh badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina, UNRWA.
Hampir 27.000 orang lainnya mengungsi ke sekolah-sekolah yang dikelola oleh Otoritas Palestina, sementara lebih dari 153.000 orang berlindung di kerabat dan tetangga serta di fasilitas umum lainnya.
OCHA mengatakan sekitar 3.000 orang telah mengungsi di wilayah kantong tersebut sebelum serangan hari Sabtu (7/10).
Kampanye pengeboman tersebut telah menghancurkan 752 bangunan tempat tinggal dan non tempat tinggal, yang terdiri dari 2.835 unit rumah, kata OCHA, mengutip angka dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Gaza.
Hampir 1.800 unit rumah lainnya telah rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi dan tidak dapat dihuni lagi, katanya.
Badan PBB tersebut juga menyuarakan kekhawatiran atas kehancuran signifikan infrastruktur sipil yang rusak akibat penembakan tersebut.
Setidaknya 90 fasilitas pendidikan, termasuk 20 sekolah UNRWA dan 70 sekolah yang dikelola oleh Otoritas Palestina, juga terkena dampak dan dirusak, dengan salah satu sekolah hancur total.
“Sebelas masjid menjadi sasaran dan dihancurkan, sementara tujuh gereja dan masjid mengalami kerusakan,” kata OCHA.
Fasilitas air dan sanitasi juga terkena dampaknya, katanya, seraya menambahkan bahwa sejak pertempuran dimulai, enam sumur air, tiga stasiun pompa air, satu reservoir air, dan satu pabrik desalinasi yang melayani lebih dari 1.100.000 orang rusak akibat serangan udara. (AFP/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...