PBB Kirim Dana Tanggap Darurat untuk Korban Banjir Myanmar
NAYPYIDAW, SATUHARAPAN.COM - Perserikatan Bangsa-bangsa mengirimkan dana tanggap darurat kepada Myanmar yang dilanda banjir besar dan telah menewaskan sedikitnya 88 orang di daerah delta Sungai Irrawaddy.
PBB mengatakan pada hari Jumat (7/8) akan menyalurkan dana US$ 9 juta dari Dana Tanggap Darurat kepada lembaga-lembaga bantuan untuk memberikan pertolongan di wilayah Myanmar.
"Dana ini akan membantu menyediakan tempat tinggal darurat, pasokan air bersih, sanitasi, makanan, perawatan kesehatan kritis, dan layanan lainnya pada saat mereka membutuhkan," menurut sebuah pernyataan PBB.
Sebelumnya, Kementerian penerangan Myanmar menyatakan permintaan bantuan kemanusiaan kepada badan PBB dan negara donor pada halaman Facebook hari Senin malam (3/8). Permintaan ini juga muncul di koran setempat pada keesokan harinya.
Permintaan bantuan internasional ini berbeda dengan kebijakan pada tahun 2008 saat Topan Nargis menewaskan lebih 130.000 orang dan saat itu pemerintah Myanmar menolak bantuan dari luar.
Badan dunia itu memperkirakan setidaknya diperlukan dana $ 47 juta untuk menyediakan bantuan darurat yang memadai.
Sekitar 6,2 juta orang tinggal di wilayah tempat Irrawaddy dan sungai-sungai lainnya bermuara ke delta menuju laut. Empat daerah telah dinyatakan sebagai zona bencana.
Banjir telah merusak jutaan hektar lahan pertanian dan membunuh ternak yang diandalkan banyak orang sebagai mata pencarian mereka.
Ratusan ribu warga telah mengungsi sementara air sungai terus meluap dan membanjiri rumah-rumah hingga menciptakan krisis kemanusiaan di negara miskin tersebut.
Bantuan Internasional
Awal pekan ini, pemerintah AS mengatakan akan memberikan dana $ 600 ribu untuk membantu korban banjir. Sementara itu Jepang telah menjanjikan $ 150 ribu, sedangkan Vietnam menyediakan air bersih senilai $ 20 ribu.
Kelompok bantuan dan relawan mengatakan kepada VOA Burma bahwa para pekerja bantuan kesulitan mencapai beberapa daerah yang paling parah kondisinya.
Kantor Koordinasi Bantuan Kemanusiaan PBB di Yangon mengatakan badan tersebut sedang mencoba untuk mendapatkan akses ke wilayah-wilayah yang terimbas.
Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, hari Kamis (6/8) mengunggah video di Facebook yang memperlihatkan ia meminta bantuan tambahan dari dunia internasional, menekankan bahwa musim monsoon tahun ini belum berakhir. (voaindonesia.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
K-Popers Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ratusan penggemar K-Pop atau yang akrab disebut K-Popers ikut turun dalam...