PBB: Layanan Publik Yaman Terancam Terhenti
DJIBOUTI, SATUHARAPAN.COM – Sarana infrastruktur penting di Yaman, termasuk sarana pasokan air, layanan kesehatan dan telekomunikasi terancam berhenti beroperasi akibat kekurangan bahan bakar, ujar seorang pejabat PBB pada Sabtu (2/5).
“Layanan-layanan yang beroperasi di Yaman terkait sektor kesehatan, air, pangan makin langka dengan cepat karena minimnya pasokan bahan bakar ke negara tersebut,” ujar Johannes van der Klaauw kepada AFP di Djibouti.
“Tanpa bahan bakar rumah sakit tidak bisa berfungsi, ambulans tidak bisa beroperasi. Anda tidak bisa menjalankan sistem air karena pasokan air harus dipompa. Jaringan telekomunikasi berisiko terhenti. Ini semua sangat menyita perhatian. Jika sesuatu tidak diselesaikan dalam beberapa hari mendatang terkait pengiriman pasokan bahan bakar dan pangan ke negara tersebut, layanan-layanan di Yaman akan sepenuhnya terhenti,” seperti diperingatkannya.
Pejabat itu menyatakan embargo senjata juga berdampak pada pengiriman pasokan kemanusiaan.
“Kami memiliki kapal yang bisa berlabuh di pelabuhan, kami memiliki pesawat. Namun embargo senjata menimbulkan dampak tak terduga bagi bantuan kemanusiaan,” katanya, seraya menambahkan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan “jeda kemanusiaan”.
Menlu AS Harapkan Solusi PBB untuk Krisis Yaman
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry pada Sabtu (2/5) mengatakan AS berupaya “sangat keras” untuk membantu negosiasi guna mencari solusi atas krisis Yaman melalui PBB.
Saat berbicara kepada para wartawan di Sri Lanka, Kerry mengatakan tidak terhindarkan lagi bahwa Yaman, yang menjadi lokasi serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi, akan menjadi negara gagal.
“Saya belum akan mengatakan penilaian itu atas nasib yang akan menimpa Yaman karena kami berupaya sangat keras, bekerja sama dengan PBB dan mitra kami di kawasan tersebut,” katanya.
“Kami berupaya keras untuk meraih proses negosiasi melalui PBB yang akan menyatukan semua pihak, yakni rakyat Yaman yang akan membahas masa depan Yaman.”
Kerry berada di Kolombo untuk menggelar pembicaraan dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena.
Utusan Baru PBB untuk Yaman Akan Gelar Kunjungan Pekan Depan
Utusan baru PBB untuk Yaman akan berkunjung ke kawasan tersebut pekan depan untuk perundingan guna memajukan prospek kembalinya negosiasi damai, ungkap beberapa diplomat dan pejabat PBB pada Jumat.
Kunjungan tersebut akan menjadi kunjungan pertama Ismail Ould Cheikh Ahmed ke ibu kota di negara Teluk dan Timur Tengah itu sejak dia ditunjuk sebagai utusan perdamaian untuk Yaman pada 25 April.
Pejabat tinggi PBB, Jeffrey Feltman, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa kunjungan tersebut akan dilakukan sebagai bagian dari upaya PBB untuk memulai kembali negosiasi, ungkap beberapa diplomat.
Sejumlah perundingan gagal setelah pemberontak Houthi Syiah melancarkan serangan, merebut ibu kota Sanaa dan bergerak menuju Aden, memaksa Presiden Abedrabbo Mansour Hadi melarikan diri ke pengasingan di Arab Saudi.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi meluncurkan perang udara di Yaman pada 26 Maret untuk menghalang-halangi pemberontak Houthi mengambil alih seluruh wilayah dan untuk mengembalikan kewenangan Hadi.
Diplomat Mauritania, Ould Cheikh Ahmed, ditunjuk untuk menggantikan Jamal Benomar, yang mengundurkan diri setelah kehilangan dukungan dari negara-negara Teluk. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...