PBB: Limbah Makanan Pembuang Gas Terbesar Ketiga
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Kalau saja limbah makanan adalah satu negara, itu akan menjadi pembuang terbesar ketiga gas rumah kaca.
"Sepertiga dari semua makanan yang kita konsumsi - yaitu 1,3 miliar ton per tahun - hilang atau jadi limbah," kata Ovais Sarmad, Wakil Sekretaris Pelaksana Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC), Jumat (1/11) dalam kegiatan kedua International Zero Waste Summit di Istanbul, Turki.
Selama musim panas tahun ini - yang paling panas yang pernah dicatat - ia mengatakan sebanyak 179 miliar ton es mencair pada Juli.
"Kita memiliki waktu yang sangat singkat untuk menangani ancaman terbesar perubahan iklim," ia menekankan, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu. Ia menambahkan perubahan iklim telah menjadi ancaman terbesar kelangsungan hidup masyarakat.
Saat berbicara mengenai "sumbangan" sumber daya sampah bagi perubahan iklim, ia mengatakan ada hubungan "langsung" antara keduanya.
Para ilmuwan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) "telah menyatakan dan membuktikan bahwa tiga persen buangan gas global secara langsung disumbangkan oleh penanganan limbah. Tiga persen mungkin tak terdengar seperti jumlah yang besar, tapi dampaknya sangat besar," ia menambahkan.
Saat menggarisbawahi bahwa limbah digerakkan di mana-mana di masyarakat, termasuk di dalam rumah, kantor dan industri, ia mengatakan dunia mesti mengubah perbuatannya yang telah mengakibatkan produksi 2,1 miliar ton limbah per tahun.
Ketika berbicara mengenai peluang dan tantangan ke arah sasaran itu, ia menekankan bahwa penggunaan kembali dan daur-ulang sumber daya memiliki manfaat sosial dan ekonomi yang sangat besar.
"Potensi lingkaran ekonomi dan konsep nol-limbah dapat membantu kita menangani banyak tantangan," katanya. Ia menambahkan daur-ulang limbah dapat menghasilkan jutaan dolar.
Langkah nol-limbah Turki sangat penting
Sarmad, yang memuji proyek nol-limbah Turki - yang dipimpin oleh Ibu Negara Emine Erdogan, mengatakan peraturan negera tersebut mengenai nol-limbah adalah langkah "yang sangat" penting yang menggerakkannya menuju pertumbuhan dan saran pembangunan yang berkelanjutan.
"Saya harap Turki akan berbagi pengalaman ini dan berbagi pengetahuan ini dengan negara lain," katanya. Ia menambahkan inovasi membawa peran penting di Turki. (Anadolu)
Pemberontak Suriah: Kami Tak Mencari Konflik, Israel Tak Pun...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin kelompok pemberontak Islamis Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), ...