PBB Minta Taliban Izinkan Perempuan Bekerja untuk Badan BantuanKemanusiaan
PBB, SATUHARAPAN.COM - Kepala badan kemanusiaan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) mengatakan pada hari Senin (30/1) bahwa dia telah memohon kepada Taliban untuk membiarkan perempuan berpartisipasi dalam upaya besar-besaran untuk mendukung warga Afghanistan yang putus asa berjuang untuk bertahan hidup di musim dingin yang "kejam".
Afghanistan menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan lebih dari setengah dari 38 juta penduduknya menghadapi kelaparan dan hampir empat juta anak menderita kekurangan gizi.
Sedikitnya 166 orang tewas dalam gelombang cuaca dingin baru-baru ini yang menumpuk kesengsaraan di negara yang dilanda kemiskinan itu.
Krisis diperparah tahun lalu ketika kepemimpinan Taliban melarang perempuan Afghanistan bekerja dengan LSM, memaksa beberapa lembaga bantuan untuk menangguhkan pekerjaan vital mereka.
Dalam beberapa minggu terakhir, pihak berwenang hanya mengizinkan perempuan bekerja di sektor kesehatan. Tapi “Afghanistan sedang mengalami musim dingin yang ganas,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Bantuan Darurat, Martin Griffiths, kepada wartawan.
“Musim dingin lalu, kami berhasil bertahan. Saya tidak tahu apakah kami bisa melakukan ini tanpa batas waktu, tidak dengan larangan ini.”
Perserikatan Bangsa-bangsa telah memohon kepada para ekstremis untuk memperluas pengecualian untuk "mencakup semua aspek aksi kemanusiaan," kata Griffiths, yang memimpin delegasi pejabat LSM senior untuk bertemu dengan beberapa pemimpin Taliban di Kabul pekan lalu.
Dia mengatakan mereka diberitahu "pengaturan seperti itu akan segera datang." Tetapi kapan, atau seperti apa pengaturan itu adalah masalah lain. “Kami diberi tahu bahwa pedoman sedang dikembangkan oleh otoritas Taliban,” yang diduga memberikan peran bagi perempuan dalam operasi kemanusiaan, kata Griffiths.
"Mari kita lihat apakah pedoman ini benar-benar berhasil," katanya. “Mudah-mudahan kita tidak menunggu terlalu lama. Karena setiap hari yang berlalu tanpa bantuan kemanusiaan yang berfungsi dengan baik bukanlah hari yang baik bagi rakyat Afghanistan.”
Afghanistan telah dibekukan oleh suhu serendah -33 derajat Celcius (-27 derajat Fahrenheit) sejak 10 Januari, dikombinasikan dengan hujan salju yang meluas, angin kencang dan pemadaman listrik secara teratur.
Hampir 80.000 ternak, komoditas penting bagi kaum miskin Afghanistan, juga mati akibat cuaca dingin baru-baru ini.
Sejak kembali berkuasa pada Agustus 2021, pemerintah Taliban dengan cepat menekan perempuan keluar dari kehidupan publik, melarang mereka juga dari pendidikan menengah, pekerjaan sektor publik, serta taman dan pemandian.
Bantuan asing juga menurun drastis sejak itu dan aset bank sentral utama disita oleh Amerika Serikat, menambah krisis kemanusiaan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...