PBB: Tak Ada Solusi Militer untuk Konflik Gaza-Palestina
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon, mengatakan bahwa tidak ada solusi militer yang bisa menyelesaikan konflik Gaza–Israel.
Ban menyatakan penyesalan bahwa Israel melancarkan serangan darat terhadap Gaza, meskipun banyak seruan untuk menahan diri, dan menekankan bahwa tidak akan ada solusi militer untuk konflik yang berkobar lebih dari sepekan ini.
"Saya menyesal bahwa meskipun ada desakan berulang dari banyak pemimpin regional dan dunia, konflik yang sudah berbahaya kini meningkat lebih jauh," kata Ban di Markas Besar PBB di New York, hari Kamis (17/7) bersama utusan khususnya untuk Suriah yang baru diangkat.
"Dalam 24 jam terakhir, telah ada sejumlah insiden yang menyebabkan kematian warga sipil, termasuk pembunuhan mengerikan terhadap empat anak laki-laki di sebuah pantai di Kota Gaza," kata dia.
"Saya mendesak Israel untuk menghentikan korban sipil. Tidak akan ada solusi militer untuk konflik ini. Hal ini berlaku untuk Israel-Palestina seperti halnya juga berlaku untuk Suriah," kata dia.
Kekerasan Israel-Palestina telah berkobar setelah penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel di Tepi Barat dan penculikan dan pembunuhan berikutnya terhadap seorang remaja Palestina di Yerusalem Timur. Militan di Gaza meningkatkan serangan roket terhadap Israel, dan serangan udara Israel di daerah yang terisolasi itu diintensifkan.
Sebelumnya, Ban menyambut keputusan jeda kemanusiaan di Gaza yang memungkinkan badan pangan PBB dan mitranya untuk memberikan bantuan kepada ribuan orang. Dan juga harapannya bahwa hal ini akan mengarah pada ketenangan yang lebih lama.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari ini oleh juru bicaranya, Ban mengatakan gencatan senjata sementara, yang ditengahi oleh Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Robert Serry. Hal itu "memungkinkan orang untuk melanjutkan beberapa rutinitas sehari-hari dan mulai perbaikan listrik dan infrastruktur air”, Sementara itu, diharapkan warga sipil di Israel bisa terbebas dari serangan roket.
Distribusi Pangan
Dalam lima jam jeda kemanusiaan dimulai hari Kamis pukul 10.00 pagi waktu setempati dan berakhir pada 15:00. Program Pangan Dunia (WFP) menggunakan kesempatan untuk mendistribusikan voucher makanan darurat di daerah di mana toko-toko buka, sehingga orang bisa mendapatkan makanan dan toko-toko bisa mendapatkan dana pada saat bank-bank di Gaza ditutup.
Badan itu mengatakan mereka memanfaatkan jeda kemanusiaan untuk mengangkut makanan, termasuk tepung terigu, roti dan tuna kalengan dari gudang yang siap untuk dibagikan kepada 85.000 orang pada hari-hari mendatang, jika kondisi keamanan memungkinkan.
"Kebutuhan pangan di Gaza mendesak," kata Direktur Wilayah WFP, Pablo Recalde. "Kami melihat efektivitas program bantuan pangan WFP yang menyediakan kesempatan untuk respon cepat dan fleksibilitas untuk bantuan pangan darurat dalam skala yang diperlukan."
Sejak gelombang terbaru dari pertempuran dimulai, lembaga itu memeberikan jatah makanan darurat dan voucher untuk lebih dari 20.000 orang mengungsi. Lembaga ini telah mengajukan tambahan dana sebesar US$ 20 juta (sekitar Rp 230 miliar) untuk melanjutkan program bantuan pangan untuk lebih dari 600.000 orang yang paling rentan di daerah Gaza.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...