PBB Tetapkan Krisis Kemanusiaan di Irak Utara Darurat Level 3
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah menetapkan situasi krisis kemanusiaan di Irak utara pada darurat level 3 yang merupakan tingkat darurat tertinggi. Hal itu terkait skala dan kompleksitas situasi yang dialami penduduk di sana yang menyangkut puluhan ribu orang yang menderita dan dipaksa mengungsi oleh serangan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS).
Darurat Level 3 menunjukkan juga perlunya mobilisasi sumber daya tambahan berupa barang, dana dan aset untuk memastikan respon yang lebih efektif untuk kebutuhan kemanusiaan penduduk yang terkena dampak dari pengusiran, kata Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Irak, Nickolay Mladenov.
Keputusan untuk menaikkan tingkat darurat itu dibuat oleh badan koordinasi yang terdiri dari perwakilan PBB dan organisasi non-pemerintah. Keputusan itu dibuat dalam konteks 1,2 juta orang mengungsi di Irak sejak Januari, ditambah dengan situasi keamanan yang memburuk dengan cepat yang terus menyebabkan orang menjadi pengungsi.
Hanya ada tiga negara lain di dunia yang situasinya ditetapkan sebagai darurat Level 3, yaitu Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, dan Suriah.
Para pejabat PBB sangat prihatin dengan situasi krisis kemanusiaan di pegunungan Sinjar, di mana para pengungsi dalam kondisi kesehatan yang buruk, kekurangan makanan dan air.
Badan PBB lainnya, UNICEF memastikan akan meningkatkan bantuan dan terus membantu sekitar 12.000 pengungsi Kristen di Erbil, ibu kota Kurdi.
Sementara di kota Zakho, di Provinsi Dohuk, dekat perbatasan dengan Turki ditampung sekitar 100.000 pengungsi dari Sinjar dan Zumar. UNHCR mengatakan bahwa di Dohuk pengungsi mencapai 400.000 orang Irak. Mereka dari komunitas Yazidi, Kristen, Shabak, Kakai, Armenia dan Turkmen minoritas. Sebagian dari mereka telah berkali-kali mengungsi akibat serangan.
Selain itu, Dana Kependudukan PBB (UNFPA) dan pemerintah daerah serta mitra mendistribusikan perlengkapan kebersihan dan pakaian untuk lebih dari 1.300 wanita hamil, dan obat-obatan untuk mendukung 150.000 orang.
Utusan Komunitas Kristen
Sementara itu di New York, juru bicara PBB melaporkan bahwa Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Jan Eliasson, bertemu dengan Uskup Sarhad Jammo dan Uskup Francis dari Komunitas Kaldean Irak Amerika yang memimpin delegasi perwakilan Kristen Irak dan tokoh masyarakat dari seluruh Amerika Serikat.
Menurut juru bicara, Eliasson mengakui penderitaan serius yang dialami penganut agama di Irak di bawah serangan NIIS. Dia mengungkapkan keprihatinan yang mendalam bagi para korban dan masyarakat yang terkena dampak.
Dia meyakinkan bahwa delegasi bahwa PBB sekarang mengambil aksi kemanusiaan yang segera. Dia juga menggarisbawahi perlunya solidaritas global dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan komunitas-komunitas yang menderita di sana. (un.org)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...