PBB Ungkapkan Fenomena El Nino Mulai Surut
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Fenomena cuaca El Nino pada 2015-2016, salah satu yang terkuat yang pernah tercatat, mulai menurun tapi masih sangat mempengaruhi pola iklim global, menurut keterangan badan cuaca PBB, Kamis (18/02).
Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) mengatakan, puncak El Nino, yang terjadi setiap dua hingga tujuh tahun sekali, sudah berlalu tapi peningkatan suhu laut dalam beberapa bulan terakhir membuktikan dampak besarnya.
“Kita, baru saja menyaksikan salah satu fenomena El Nino terkuat sepanjang masa, yang menyebabkan cuaca ekstrem di negara-negara di seluruh dunia dan mengakibatkan gelombang panas global terbesar pada 2015 ,” kata
Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas dalam sebuah pernyataan.
Badan PBB itu, memperkirakan fenomena El Nino saat ini sebagai yang terburuk dalam 15 tahun, prediksi yang didukung oleh kenaikan suhu laut sebesar lebih dari dua derajat Celsius, di atas rata-rata yang tercatat pada akhir 2015.
WMO, dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa El Nino sekarang hampir sama dengan fenomena yang sangat kuat yang tercatat pada 1982-1983 dan 1997-1998.
“Sebagian wilayah di Amerika Selatan dan Afrika Timur masih dilanda hujan lebat dan banjir,” kata pernyataan itu, yang menghubungkan peristiwa tersebut dengan El Nino.
Korban ekonomi dan jiwa akibat kekeringan semakin jelas terlihat di (Afrika) selatan dan Tanduk Afrika, Amerika tengah dan sejumlah daerah lain,” katanya
El Nino diperkirkan berakhir menjelang pertengahan tahun.(AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...